Cerita Muhammad Ikhsan Telaten Mengoleksi Uang Kuno

Ikhsan menyebut daya tarik uang kuno bisa dilihat dari beberapa sudut pandang. Biasanya dilihat dari lama plus keadaannya dan nomor seri yang tertera. Kalau nomor seri sudah jelas tidak dapat diganggu gugat lantaran bawaan dari sananya. Namun, untuk wujud fisik lembaran kertas yang ada sejak berpuluh tahun silam itu perlu dirawat dengan baik. “Kalau sembarangan, uang menjadi kekuning-kuningan,” katanya.

Ikhsan menerapkan perawatan sederhana. Dia telaten membungkus lembar demi lembar koleksinya dengan plsatik bening sebelum diselipkan ke dalam sebuah album. Juga diberi dengan silica gel. Dengan begitu, sejumlah koleksinya aman dari jamur. Ikhsan juga berbagi saran agar menyimpan koleksi tidak di tempat yang lembab. “Untung di sini udaranya masih sejuk, agar tidak foxing (perubahan warna),” ucapnya.

Bermaksud untuk investasi, bukan hanya uang kuno yang disimpan Ikhsan. Uang keluaran baru pun juga tidak ketinggalan. Namun, bukan duit baru yang sembarangan. Awal tahun ini dia mendapatkan dua unit uang model uang bersambung 2X, nominal Rp 1.000 dan Rp 2.000. Yakni dua lembar pecahan yang masih menyambung alias belum digunting. ”Minta tolong teman yang punya kenalan di Bank Indonesia. Harganya Rp 500 ribu saat saya beli,” kata Ikhsan.

Tidak hanya jenis kertas, Ikhsan juga memiliki sejumlah koin kuno. Dia menunjukkan salah satu yang diklam terlawas, koin tipis. Yaitu koin yang dipergunakan pada abad ke-18 pada masa Kesultanan Palembang. Selain itu, ada juga beberapa koin yang salah satu sisinya bertulisakan VOC (vereenigde oostindische compagnie). Meski demikian, Ikhsan mengaku lebih ingin fokus mengoleksi yang jenis kertas. “Suka uang kuno sejak kecil, dari koin yang tidak sengaja saya temukan,” akunya.

Belasan tahun silam Ikhsan menemukan sebuah koin benggol. Koin bertuliskan Nederlandsch Indie dengan nominal 2,5 sen itu ditemukannya di lemari almarhum kakeknya. Dia mengingat, kala itu dia diajak bersih-bersih kamar kakeknya. Tidak sengaja Ikhsan kecil menemukan sebuah koin tersebut lantas disimpannya sampai sekarang. “Jadi suka dengan barang-barang kuno,” ujar putra kedua dari empat bersaudara pasangan Indarti dan Suwadi itu.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan