Tampilkan Ekspresi Jokowi, Titik Api Jadi Foto of The Year APFI 2016

bandungekspres.co.id, SUMUR BANDUNG – Penganugrahan Pewarta Foto Indonesia yang menobatkan foto Tinjau Titik Api sebagai Foto of The Year dalam APFI 2016 menjadi perdebatan yang cukup panjang di kalangan para juri. Hal tersebut diungkap salah satu juri, Ed Wray saat diskusi di Museum De Vries, Jalan Asia Afrika, kemarin (10/4).

Menurut Ed Wray, hal tersebut dikarenakan foto itu dianggap pencitraan Joko Widodo (Jokowi) untuk memantau kebakaran hutan di Palembang. ”Tapi, pada akhirnya kita sepakat bahwa foto itu memiliki banyak nilai yang terkandung. Sehingga kami tujuh juri memutuskan foto itu sebagai Foto of The Year 2015,” katanya saat ditemui usai diskusi.

Secara pribadi, juri menilai bahwa foto pesan yang baik untuk dibagikan kepada halayak ramai. Selain itu, selama tahun 2015 Indonesia sangat ramai tentang kebakaran hutan. Serta menjadi fokus di beberapa media. ”Jadi itu alasannya Foto of The Year,” tegasnya.

Menurut pemilik foto, Abriansyah Riberto, dirinya tidak menyangka foto itu menjadi pemenang di APFI. ”Saya sendiri tidak menargetkan untuk menang, saya hanya mencoba mengirimkan karya terbaik saya,” ungkapnya.

Diakui olehnya, foto tersebut mendapatkan beberapa penghargaan dari lomba foto lainnya. Alasan utama dirinya memilih dan mengirimkan foto itu, karena ingin menampilkan ekspresi seorang Jokowi saat meninjau titik api.

Foto itu sedikit berkisah di belakang Jokowi terdapat dua orang lainnya yang memakai masker. Akan tetapi, Jokowi tidak memakai masker dan pengaman kaki lainnya.

”Padahal saat peninjauan titik api, Jokowi di Kalimantan memakai masker, tapi kenapa saat meninjau titik api Jokowi pelepasnya?” ungkapnya.

Singkatnya, dalam pemikirannya dengan foto ini, ada solidaritas Jokowi terhadap titik api di Kalimantan. Diakui olehnya presiden memiliki banyak ekspresi. Dan raut wajah yang ditampilkan dalam foto sangat jarang diekspresikan. Sehingga dia tertarik mengirimkan foto ke berbagai lomba foto.

Untuk membantah foto itu sebuah pencitraan Jokowi, dirinya membuat caption agar foto itu dipahami oleh dewan juri. Sehingga, tidak juga menimbulkan sisi subjektifnya ketika melihat foto.

Tinggalkan Balasan