Abubakar Minta Camat Selalu di Tempat

Selama Musim Hujan Berlangsung

bandungekspres.co.id– Bupati Bandung Barat Abubakar menegaskan, selama musim penghujan, para camat diminta tidak bepergian dan selalu ada di wilayahnya masing-masing. Ini untuk mengantisipasi potensi bencana longsor di seluruh wilayah di Kabupaten Bnadung Barat.

Abubakar mengatakan, aparat kewilayahan harus dapat mengontrol situasi yang terjadi selama musim hujan. Abubakar menilai, para camat yang tidak ada di tempat sama seperti ”melempar handuk” (menyerah dan tidak bertanggung jawab).

Abubakar menegaskan, para camat yang terbukti ”melempar handuk” harus siap menerima risiko diberhentikan dari jabatannya jika tidak sanggup memenuhi tugas dan tanggungjawabnya.

”Kalau ketika bencana datang, lalu camat tidak ada di tempat, sama saja dengan lempar handuk yang memiliki arti tidak sanggup menjalankan tugas sebagai camat,” tegas Abubakar di Lembang, kemarin.

Menurut orang nomor satu di Kabupaten Bandung Barat ini, camat ditugaskan di ke wilayahan sebagai kepanjangan tangan bupati. Harus menjadi yang terdepan dalam menangani setiap kejadian kebencanaan di wilayahnya masing-masing.

Sebagai kepanjangan tangan bupati, para camat harus cepat dan tanggap dalam setiap menghadapi kejadian bencana. Mencari solusi penanganan untuk mencegah jatuhnya korban jiwa dan kerugian materi dalam jumlah banyak.

”Pengambil keputusan itu berjenjang dari tingkat desa, kecamatan sampai kabupaten. Selama masih bisa ditangani tingkat kecamatan ya selesaikan saja, kan sudah pendelegasian,” kata Abubakar.

Lebih jauh Abubakar menjelaskan, mengantisipasi bencana alam, Pemkab Bandung Barat sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp 9 miliar. Pos anggaran ini masuk dalam biaya tidak terduga (BTT) baru akan digunakan apabila penanganan bencana tidak teranggarkan di SKPD atau di luar anggaran rutin. ”BTT ini merupakan dana standby yang sewaktu-waktu bisa digunakan. Taktisnya oleh bupati, tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan dewan,” tandasnya.

Seperti diketahui, jalan kabupaten yang menghubungkan enam desa antara Desa Rancapanggung-Cikadu, Rancasenggang, Wangun Sari, Buninggalih, dan Bunigara di dua kecamatan yakni Cililin dan Sindangkerta Kabupaten Bandung Barat terputus akses jalan akibat longsor dari tebing setinggi 15 meter yang menutup jalan di Kampung Bonceret RT1/10 Desa Rancapanggung Kecamatan Cililin. Informasi yang dihimpun, longsoran tanah tersebut turun pada Selasa (23/2) sekitar pukul 03.00. Tanah tersebut longsor dari bukit pajaratan setelah diguyur hujan sejak Senin (22/2) pukul 18.00 hingga dini hari. Bahkan, selain menutup jalan, longsoran tanah juga memutuskan kabel listrik serta merobohkan satu tiang listrik.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan