RSHS Antisipasi MERS

[tie_list type=”minus”]Penyakit Pernafasan Timbul saat Kemarau[/tie_list]

SUKAJADI – Musim kemarau menjadi awal berkembangnya masalah pada tubuh bagian dalam. Terutama pada paru- paru, lambung, dan saluran utama bagian atas yaitu tenggorokan. Bagian tersebut merupakan saluran yang sangat membutuhkan kadar air dan suhu yang lembab.

Cuaca kemarau yang panas akan membuat saluran tenggorokan menjadi lebih kering dan mudah terkena infeksi. Hal tersebut dijelaskan, Dr. Rudi Wisaksana SpPD. Dia menuturkan, penyakit seperti Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), radang tenggorokan, dan penyakit lainnya akan menghantui masyarakat.

’’Karena kemarau kering, debu juga yang paling berpengaruh itu daya tahan tubuh juga jadi berkurang. Kemudian, akan membuat virus mudah berkembang di area kerongkongan,’’ kata dia kepada wartawan di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Gedung Instalasi Penyakit Dalam kemarin (25/6).

Penyakit tenggorokan yang saat ini tengah ditakuti yaitu Middle East Respiratory Syndrome (MERS). Mengenai hal tersebut, RSHS mengaku sudah siap untuk merawat pasien bila memang ada yang terserang penyakit tersebut. Penyakit tersebut mulai merebak di Timur Tengah pada 2012 lalu, dan hingga saat ini penyakitnya masuk katagori mematikan. Pasalnya, ciri-ciri penyakit ini hampir sama seperti influenza biasa. Oleh karena itu, tidak jarang penderitanya menyepelekan.

’’Iya kita sudah siapkan Ruang Flamboyan sebagai tempat isolasi untuk penderita MERS. Ada delapan ruangan, yang semuanya sudah terfasilitasi dengan penyaring udara. Pasalnya, virus itu bisa menyebar lewat udara,’’ terang dia.

Virus MERS dikategorikan parah dan sulit untuk dideteksi, karena penyakit tersebut hanya dapat dideteksi pada 12 sampai 14 hari setelah penyakit tersebut menyerang tubuh. ’’Jadi kalau di deteksi pun nggak akan dapet, paling sakitnya pas sudah di rumah,’’ tandasnya. (fie/far)

Tinggalkan Balasan