AMERIKA– Tim Honda DBL Indonesia All-Star 2018 tiba di Los Angeles, Amerika Serikat, kemarin (21/2). Pesawat China Airlines yang mereka tumpangi mendarat pukul 1 siang waktu setempat (05.00 Wib) di bandara internasional Ontario, California, AS. Lebih dari 20 jam waktu yang digunakan untuk menempuh jarak lebih dari 15 ribu kilometer dari kota Surabaya.
Di hari pertama mereka menginjakkan kaki di negeri Paman Sam, sejumlah tantangan sudah harus mereka hadapi. Yang paling utama adalah suhu udara Juga jetlag.
Pada bulan Februari ini, AS memang masih menghadapi musim dingin yang ekstrem. Suhu udaranya lebih rendah dari biasanya. Termasuk di kota Los Angeles.
Normalnya, suhu udara di bulan seperti ini terjaga di kisaran 10-18 Celsius. Namun kali ini suhu merosot di kisaran 13 derajat celcius saat siang hari, dan 5 derajat celcius di malam hari. Kondisi ini menyulitkan skuat all-star. Sebab, di saat yang bersamaan mereka juga harus berjuang menghadapi jetlag.
Yondang Tubangkit, manajer tim Honda DBL Indnonesia All-Star menjelaskan bahwa kondisi kota Los Angeles yang demikian sudah dijelaskan kepada seluruh anggota tim. Maka, perlengkapan yang di bawa ke kota ini sudah layak untuk menahan hembusan udara dingin dari bukit Hollywood.
“Pakaian hangat sudah dibawa oleh seluruh tim. Kami juga memastikan pemanas ruangan bekerja dengan baik di penginapan,” ujar Yondang memastikan.
Perbedaan waktu 15 jam antara Indonesia bagian barat dengan Los Angeles ternyata juga cukup menguras banyak energi. Di hari pertama itu, mereka harus beradaptasi dengan banyak hal.
Melihat kondisi tersebut, tim DBL Indonesia sengaja membuat seluruh anggota tim rileks sejenak. Hari itu tidak ada lapangan basket, stretching, maupun technical briefing di jadwal mereka. Tim All-Star hanya dibawa keliling kota Los Angeles yang terkenal dengan pusat perfilman dan hiburannya.