Deklarasi Damai Harus Dongkrak Angka Partisipasi

BANDUNG– Wali Kota Bandung, Oded Muhammad Danial berharap deklarasi damai bukan hanya seremonial semata. Lebih dari itu, harus memberikan dampak nyata pada Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 nanti.

Di antaranya, menciptakan suasana yang kondusif dan mampu mendongkrak angka partisipasi di Kota Bandung mencapai 85 persen.

Oleh karenanya, Oded menyatakan kesempatan deklarasi damai harus menjadi momentum bagi setiap partai untuk mengedukasi politik kepada masyarakat.

“Saya gembira dan apresiasi masyarakat kota bandung itu merupakan pemilih cerdas dan tidak mudah terprovokasi sehingga secara bijak juga mampu menggunakan hak pilihnya dengan angka pastisipasi mencapai 76 persen. Justru sekarang saya mengajak untuk ditingkatkan, kalau bisa kita targetkan dapat 85 persen,” kata Oded usai deklarasi damai di Hotel Grand Asrilia, Jalan Pelajar Pejuang, Jumat (22/3).

‎Deklarasi Pemilu Damai ini dihadiri oleh para pengurus dan kader dari 14 partai peserta Pileg 2019. Selain itu, turut hadir juga perwakilan tim kampanye Kota Bandung dari masing-masing pasangan calon presiden.

“Saya berharap acara ini bisa mempererat dukungan persaudaraan dan memperpanjang dialog di antara kita. Kita mewujudkan visi Kota Bandung yang unggul, nyaman, sejahtera dan agamis,” Oded melanjutkan.

‎Keharmonisan di antara peserta pemilu ini harus dijadikan sebagai cerminan bagi masyarakat. Selain itu, pinta Oded, kader partai tidak ikut menyebarkan berita bohong dan ujaran. Pasalnya itu bisa menimbulkan konflik di tengah masyarakat.

“Mudah-mudahan bukan hanya terjalin keakraban, tetapi memberi teladan kepada masyarakat bahwa persatuan dan kesatuan lebih diutamakan. Sikap antisipatif diperlukan untuk meminimalkan potensi konflik, karena tentu lebih murah daripada mengambil tindakan represif,” ulasnya.

‎Sementara itu, Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Irman Sugema menyatakan, pelaksanaan Pemilu 2019 mendatang harus mencontoh Pilkada 2018 lalu. Dalam 26 hari menjelang pencoblosan ini semua pihak bisa saling menghormati dan menjaga dirinya agar tidak mudah terpancing provokasi.

“Jangan jadikan perbedaan menjadi perselisihan. Jangan sampai persaudaraan jadi pecah karena perbedaan. Perbedaan di pesta demokrasi ‎ini hanya sesaat sampai 17 April. Setelah itu kita jalani beraktivitas rutin sebagai warga Kota Bandung,” ujar Irman.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan