Dadang Berjanji Tingkatkan Kualitas Pendidikan Agama Melalui Guru Ngaji

BOJONGSOANG – Dadang Supriatna Anggota DPRD Jawa Barat yang juga salah satu bakal calon (Balon) Bupati Bandung dari Partai Golkar memiliki program kerja dalam pengembangan pendidikan moral dan ahlak.

Menurut Dadang, pendidikan akhlak dan moral berkaitan dengan masa depan bangsa, khususnya meningkatan kualitas generasi muda. ”Untuk meningkatkan kualitas pendidikan akhlak dan moral, salah satu yang menjadi fokus sasaran program kerja yaitu memberikan perhatian khusus kepada 14.000 guru ngaji, ustad dan ustadzah dengan besaran stimulan antara Rp 250.000 – Rp 500.000 per orang perbulannya,” kata Dadang beberapa belum lama ini.

Dadang menjelaskan, memberikan anggaran stimulan kepada belasan ribu guru ngaji yang biasa mengajar al quran atau mengaji tersebut, sebagai bentuk perhatian pemerintah terhadap mereka yang selama ini kurang mendapatkan perhatian.

”Peranan mereka sangat penting sebagai guru ngaji dalam meningkatkan kualitas ahlak dan moral. Belasan ribu guru ngaji tersebut, biasa mengajar mengaji di majelis taklim, dengan jumlah jamaahnya antara 25 sampai 50 orang,” jelasnya.

Lebih lanjut Dadang mengatakan, para guru ngaji memang sudah mendapatkan perhatian dari pemerintah melalui Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) berdasarkan Perda Tentang Diniyah dan Tabliyah. Namun, saat ini bantuannya belum optimal, dan jumlahnya pun masih sedikit. ”Oleh karena itu, jika saya terpilih menjadi Bupati. Akan memprogramkan, pemberikan stimulan kepada semua guru ngaji, ustad dan ustadjah di Kabupaten Bandung,”akunya.

Dadang menambahakan, ketika para guru ngaji mendaptakan perhatian. Pihaknya optimistis ahlak dan moral generasi muda akan lebih kuat. Sebab, para guru ngaji akan fokus. ”Diharapkan nantinya, misalnya dalam satu hari satu siswa bisa menghapal al quran antara satu sampai dua ayat. Sehingga dalam satu minggu para siswa bisa menghapal beberapa ayat alquran. Sasaran kita dengan melibatkan para guru ngaji berperan di pendidikan formal, bisa membentuk anak-anak hafidz alquran. Supaya mereka bisa memahami isi kandungan al quran,” tuturnya.

Namun, lanjut Dadang, untuk menentukan indikator para guru ngaji itu, mengajar pada bidangnya dan ditentukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). ”Misalnya, siapa yang pantas mengajar dalam bidang hapalan alquran, iqro, ahlak dan lainnya, itu bisa dilihat dari kualitas guru ngajinya itu sendiri. Makanya, yang bisa menentukan indikator itu adalah dari MUI,” katanya.

Tinggalkan Balasan