Banyak Caleg Enggan Buka Data Pribadi

JAKARTA – Pemilihan Umum (Pemilu) serempak pada 17 April 2019 mendatang menjadi momen baru bagi bangsa Indonesia.

Namun sayangnya, pesta demokrasi tersebut diwarnai dengan adanya sejumlah calon anggota legislatif (caleg) ang enggan membuka transparan profil, visi, misi, dan program kerjanya. Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Perludem, Titi Anggraini di Jakarta, Rabu (13/2).

“Sayangnya, berdasarkan data yang dikumpulkan Perludem dari sistem informasi KPU infopemilu.kpu.go.id, per 6 Februari 2019 masih ada 2.043 dari 7.992 caleg yang enggan membuka data diri,” terang Titi.

Lanjut dirinya memaparkan, jika direkapitulasi berdasarkan jenis kelamin, 1162 dari 4790 (24.26 persen) caleg laki-laki enggan membuka data diri serta 881 dari 3203 (27.51 persen) caleg perempuan enggan membuka data diri.

“Jika direkapitulasi berdasarkan partai, Partai Demokrat, Partai Hanura, PKPI, Partai Garuda, dan Partai NasDem adalah lima partai dengan jumlah ketidaktersediaan profil caleg tertinggi. Sementara lima partai dengan jumlah ketidaktersediaan profil caleg terendah yaitu Partai Golkar, Partai Berkarya, PPP, PAN, Perindo,” paparnya. (Selengkapnya Lihat Grafis)

Menurut Titi, ketidaktersediaan informasi mengenai caleg ini akan membuat pemilih kesulitan mengenali profil, memantau rekam jejak, dan mengetahui program masing-masing caleg yang berujung pada kesulitan memilih pada hari pemungutan suara nanti.

“Perludem juga mendorong KPU untuk merumuskan data mana saja yang perlu dibuka dan relevan dengan kebutuhan pemilih. Serta mengkonfirmasi ulang pada caleg yang kemungkinan masih mau membuka data diri di luar data pribadi,” tukasnya.

Terpisah, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) , Arief Budiman mengatakan pihaknya akan menindaklanjuti masukan tersebut dengan bersurat atau memberi tahu kepada para caleg untuk mengumumkan data diri.

“Mumpung masih ada waktu, supaya publik punya kesempatan untuk mengetahui tentang calegnya. Kita juga akan melihat, pengisian silon adalah mereka yang mengisi,” terang Arief di Kantor Bawaslu, Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (13/2).

Ditanya ada kerusakan sistem dalam pengisian, Arief mengaku belum tahu. Pihaknya akan segera memeriksa sistem apakah ada kerusakan ketika para Caleg melakukan pengisian data pribadi atau tidak.

“Kalau terkait kerusakan kami belum memeriksanya, intinya masukan ini segera kami tindak,” tandas Arief (khf/fin)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan