Ajak Media Berperan Dewasakan Masyarakat

BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengajak media ikut mendewasakan masyarakat dalam mengolah informasi di era digital yang dipenuhi dengan kabar sumir, berita rekayasa, hoaks atau berita bohong, serta informasi yang bersifat fitnah.

Berita-berita hoaks yang menyebar di masyarakat dengan sangat cepat membuat resah Ridwan Kamil. Menurut Gubernur, hoaks ini sulit untuk dibendung tanpa keterlibatan media..

Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil mengatakan, warga Jabar merupakan kelompok pengonsumsi media yang sangat tinggi, sehingga jika tidak memiliki filter yang ba­gus cenderung akan sangat mudah mempercayai berita bohong atau hoaks.

Menurut Emil, hoaks meru­pakan sisi gelap dari sebuah informasi yang harus ditang­kal melalui sebuah kerja sama antara pemerintah dengan media.

”Saya resah karena berita hoaks yang dikonsumsi publik banyak sekali dan kita sulit untuk membendungnya,” kata Emil saat bertemu dengan para pemimpin redaksi media Jawa Barat di Nara Park, Kota Bandung, Jumat (12/4/19).

”Jadi, media ini harus ikut terlibat bagaimana mende­wasakan masyarakat Jawa Barat dalam mengolah infor­masi,” tandasnya.

Terlebih saat ini bertepatan dengan momentum Pemilihan Presiden dan Legislatif 2019, Emil berharap informasi atau isu sensitif yang berpotensi memunculkan multipersep­si dan keresahan di masyara­kat sebaiknya disikapi dengan bijak bahkan jika perlu dihin­dari oleh media.

”Karena kita harus jaga be­tul transisi kekuasaan ini su­paya aman, damai, lancar sebagai syarat kita melanjut­kan pembangunan,” tuturnya.

Emil berpandangan media mempunyai tanggung jawab moral menyampaikan infor­masi yang benar dengan du­kungan teknologi informasi yang berkembang saat ini. Terlebih masyarakat Indone­sia yang mempunyai budaya ngobrol dan sharing dengan indeks literasinya yang rendah.

Emil juga meminta media mempertimbangkan kem­bali cara menulis isi dan membuat judul berita. Men­urutnya, dampak negatif dan positif pemberitaan perlu diperhitungkan dengan ma­tang. ”Hanya dari judul, cara memilih kata. Kenapa? Nggak dibaca isinya, yang dibaca hanya judulnya. Itulah kita hari ini,” ujar Emil.

”Jadi, peran pemimpin re­daksi sekarang kalau saya boleh kasih masukan, menu­lis judul pun betul-betul ha­rus hati-hati. Mohon dihitung dampak positif dan negatif dari cara memilah kata,” tam­bahnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan