Cuaca Panas Sulitkan Pembalap MotoGP

MALAYSIA- Perhelatan akbar MotoGP akan memasuki seri ke-18. Pada lomba kali ini, seluruh pembalap bakal bersaing menghadapi ‘ganasnya’ Sirkuit Sepang di Malaysia.

Lintasan sepanjang 5,5 Km ini tak bisa disepelekan. Sebab terdapat banyak tantangan yang menjadi PR besar untuk para pembalap maupun tim mekanik dari tiap-tiap pabrikan.

Cuaca menjadi salah satu faktor yang menyulitkan para rider ketika beraksi di atas lintasan. Sebagai negara yang beriklim tropis, Malaysia memiliki tingkat kelembapan yang sangat tinggi dan cuaca panas yang begitu ekstrim. Tentunya faktor ini sangat memengaruhi kondisi fisik para pembalap saat melakukan race.

Tidak hanya itu saja, keadaan tersebut turut memberikan pengaruh kepada aspal di Sirkuit Sepang. Pasalnya permukaan lintasan akan berubah menjadi licin dan bersuhu panas.

Alhasil pemilihan ban menjadi salah satu faktor penting dalam memenangkan perlombaan ini. Sebab hal tersebut berpengaruh dengan daya cengkram motor ke permukaan lintasan. Hal ini diakui oleh kepala mekanik tim Repsol Honda, Giacomo Guidotti.

“Daya cengkram ban menurut saya saat ini ada di level medium, dan itu bukan di kondisi kami. Kompon ban selalu menggunakan yang medium, dan tidak terlalu keras,” ucapnya sebagaimana dikutip dari Motogp.com

“Namun masalahnya ada di tekanan ban dan temperatur. Jadi kita harus konsisten dalam menggunakan ban. Kalau bisa pergunakan ban selama mungkin,” sambungnya.

Sebaliknya, salah satu mekanik tim Ducati, Cristian Gabarrini mengaku tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut. Sebab baginya kondisi demikian lumrah terjadi pada ban.

“Kelembaban dan panas bukanlah suatu masalah besar untuk ban. Karena ban sudah biasa mengalami kondisi ini. Demikian juga dengan suhu lembab yang justru menolong kondisi mesin,” jelasnya.

Kendati demikian, Cristian mengaku mesin akan sedikit terganggu dengan cuaca panas yang ekstrim. Sebab akan sulit untuk mendinginkan temperatur mesin ketika menjalani balapan.

“Cuaca panas sangat tidak bersahabat dengan mesin. Karena temperatur di sini tergolong tinggi. Jadi saat berada di belakang lawan, temperatur mesin tidak akan dapat turun secara signifikan,” paparnya.

Tinggalkan Balasan