Warga Pertanyakan Kinerja Naser

jabarekspres.com,  SOREANG – Ratusan warga perwakilan dari tiga kecamatan melakukan aksi damai di depan Kantor Pemerintahan Kabupaten Bandung, dalam gerakan 313 ‘Save Korban Banjir’, Jumat (31/3).

Warga datang dengan menggunakan kendaraan roda dua dan empat, serta memakai baju berwarna putih bertulisan gerakan 313 Save Korban Banjir. Massa pun terlihat membawa spanduk untuk alat gerak unjuk rasa. Aksi tersebut mendapat pengamanan dari ratusan kepolisian resort Kabupaten Bandung.

Informasi diperoleh aksi tersebut murni dari para korban banjir, mereka datang ke Pemkab dengan modal sendiri-sendiri untuk meminta penanggulangan banjir secepatnya kepada pihak pemerintah setempat.

Dalam orasinya, mereka juga mempertanyakan kinerja Bupati Bandung, Dadang M Naser dalam mendorong dan mengusahakan agar pemerintah provinsi dan pusat terutama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) bisa tuntas menyelesaikan permasalahan banjir di Citarum.

Salah seorang warga korban banjir Feri Sapta, 31, mengatakan banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Bandung semakin bertambah. Karena kejadian itu, pihaknya mempertanyakan hal tersebut kepada pihak pemerintah dengan menggelar aksi damai.

”Saya datang ke sini, berbicara bukan normalisasi citarum, tapi penanggulangan yang mengakibatkan banjir.Contohnya gorong-gorong tersumbat, drainase, dan tataruang. Sepertinya hal tersebut tidak ada tindakan kongkrit sama sekali,” kata Feri saat mediasi di Kantor Pemerintah Kabupaten Bandung, Jumat (31/3).

Menurutnya, meskipun jalan sudah di hotmix dan dibetonisasi, namun drainase tidak diperhatikan termasuk gorong-gorong yang tersumbat tidak dibetulkan.”Kami mewakili masyarakat korban banjir membuat aksi seperti ini sebenarnya mendampingi pihak pemerintah untuk merealisasikan program yang telah direncanakan,” ucapnya.

Dampak banjir tahun 2017 ini, lanjut Feri, sebanyak 19 orang meninggal dunia akibat banjir, rata-rata para korban banjir yang minggal pasca banjir, selama dua bulan ini. Oleh karena itu, katanya, dalam satu minggu ini, pihaknya menuntuk ada realisasi dari pihak pemerintah.

”Intinya ayo bareng-bareng melakukan pembenahan bersama mayarakat membenarkan gorong-gorong yang tersumbat, dan hal lainnya yang mengakibatkan banjir,” tuturnya.

Dia menjelaskan, aksi damai ini merupakan sejarah, pasalnya baru saat ini para korban banjir melakukan pergerakan aksi ini. Sebab kemarin-kemarin pihak pemerintah hanya diwakili, namun yang kami lihat banyak badan sosial yang bergerak, tapi tidak ada realisasi apapun. Tetap rumah para korban banjir tetap warga sekitar yang membersihkannya.

Tinggalkan Balasan