Syiar Perdamaian dari Gold Coast Mosque untuk Menangkal Terorisme 

jabarekspres.com – Selain rutin mengundang warga, gereja, polisi, dan politisi, Gold Coast Mosque berencana membangun Dakwah Centre untuk kian memberikan pemahaman bahwa Islam cinta damai. Berikut laporan wartawan Jawa Pos FARID S. MAULANA – WAHYUDIN yang baru pulang dari Gold Coast, Australia.

SALAT Jumat belum lama usai ketika pria bergamis putih itu menghampiri Jawa Pos (Jabar Ekspres Group). ”Are you from Indonesia?” tanyanya ramah Sembari menjabat tangan, Hussin Goss, pria tersebut, lantas memanggil pria sepuh yang berbaju serupa dengannya. ”Ini saudaramu, dari Indonesia juga,”’ kata Goss yang juga merupakan presiden Gold Coast Mosque itu.

Yang dimaksud adalah Hamdi Bahar. Pria asal Padang, Sumatera Barat, tersebut sudah dua dekade tinggal di Australia.

Pria 70 tahun itu adalah muazin di Gold Coast Mosque, masjid yang berperan penting dalam mensyiarkan perdamaian di Negeri Kanguru tersebut. ”Masjid ini tak pernah berhenti memberikan penyadaran bahwa Islam adalah agama yang mencintai perdamaian,” kata Hamdi.

Berpenduduk 638 ribu jiwa berdasar sensus 2016, Gold Coast adalah kota non-ibu kota terbesar di Australia. Kota itu berada di Queensland, negara bagian terbesar kedua di negeri tetangga Indonesia tersebut.

Sedangkan Gold Coast Mosque dibangun pada 1984 oleh sekumpulan imigran asal Timur Tengah. Masjid itu terdiri atas dua lantai dengan tembok putih di keseluruhan bangunan. Di atasnya ada satu kubah besar dengan dua menara di antaranya. Seperti kebanyakan masjid di Indonesia.

Hanya ada satu pintu masuk dengan lahan parkir yang bisa dimasuki belasan mobil. Di sekitarnya, pagar berwarna cokelat menutupi masjid sehingga tidak terlihat dari pinggir jalan. Hanya dua menara dan kubah besarnya yang mengintip di atas pagar setinggi sekitar 3 meter tersebut.

Salah satu cara yang dilakukan pengurus masjid dalam mensyiarkan perdamaian adalah intensif mengajak bicara jamaah. Baik yang baru maupun lama.

Begitu mendeteksi ada yang salah dalam obrolan di sekitar masjid, pengurus tak segan memperingatkan atau melarang jamaah yang terang-terangan menyebarkan virus kebencian atas nama Islam.

”Kami tidak melarang aliran apa pun salat di sini, entah itu Syiah atau apa pun. Kamu bekas preman atau orang kaya. Kalau ngajak ngebom, secara tegas kami usir,” ungkapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan