Petani Gadok Kabupaten Bandung Barat Raih Penghargaan FAO

Siapa sangka, seorang petani dari Kabupaten Bandung Barat mampu mendapatkan penghargaan di kancah Internasional. Padahal, dia hanya lulus sekolah dasar (SD).

Hendrik Kaparyadi, Lembang

Dialah Ulus Pirmawan warga Kampung Gadok, RT 01/RW 01, Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Saat dijumpai Harian Jabar Ekspres (Jawa Pos Grup) di kediamannya, Ulus masih tampak sibuk memantau produksi hasil pertaniannya di gudang produksi miliknya yang tidak jauh dari rumahnya.

Ulus juga memantau langsung hasil panen brokoli, buncis, tomat hingga cabai untuk selanjutnya dijual ke konsumen di berbagai daerah. Ini memang runititas yang dia kerjakan hingga akhirnya namanya pernah diakui Food and Agriculture Organization (FAO) of The United Nations di Bangkok, Thailand, beberapa waktu lalu.

Ulus yang mengenakan kameja berwarna kuning dan celana jeans berwarna biru itu lantas menceritakan awal pengalamannya bergelut di dunia pertanian.

Dia mengaku, sejak kelas 6 sekolah dasar (SD) atau tepatnya pada 1987, dia kerap ikut membantu orangtuanya Adin, 65, dan Juju, 58, untuk bercocok tanam di lahan seluas 100 tumbak. Tak hanya berpeluh keringat di ladang, Ulus rupanya ikut menimba ilmu ekonomi secara otodidak: jualan hasil panen orangtuanya.

Seiring berjalannya waktu, tepatnya 1995, Ulus pun terdorong untuk lebih fokus untuk mengembangkan hasil pertanian orangtuanya. Dia urus sendiri tanpa memikirkan hasil dan jaringan yang akan dipenuhi untuk bisa tetap memutar modal.

Namun, tak disangka, keuletan dia mengolah itu lantas berbuah baik. Pada 1995, mampu mengekspor buncis super ke Singapura dengan pengiriman 3 ton buncis super per hari.

”Bahkan pengiriman buncis ke Singapura terus dilakukan sampai saat ini. Sebab, permintaan dari Singapuran cukup tinggi,” tutur Ulus kepada Jabar Ekspres, baru-baru ini.

Sempat shock dengan tingginya angka permintaan, lambat laun dia pun berproses menjadi pebisnis. Dia mulai bisa membawahi banyak petani.

Alhamdulillah hasil pertanian saya terus berkembang dibantu oleh 25 petani lainnya di bawah kelompok Gapoktan Wargi Panggupay Lembang. Jujur saja, saya sekolah hanya sampai SD dan lebih memilih usaha di pertanian,” kata Ulus kelahiran 1980 ini.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan