Dedi Fadim, Kolektor Action Figure dan Founder KMI

Buang-buang waktu! Kekanak-kanakan! Itulah kalimat yang kerap mampir di telinga Dedi Fadim. Namun, suara-suara sinis tersebut tak menyurutkan langkahnya sebagai kolektor dan founder Komunitas Marvel Indonesia (KMI). Kini ratusan orang mengikuti jejaknya.

GLANDY BURNAMA, Jakarta

Lantai 1 ruangan di kompleks pertokoan D’Best Fatmawati, Jakarta Selatan, itu tampak penuh dengan ratusan action figure superhero Marvel, perusahaan komik dan pop culture asal Amerika Serikat (AS) yang juga bagian dari The Walt Disney Company. Ada lebih dari 500 action figure di situ. Karakter seperti Iron Man, Captain America, Black Widow, Spider-Man, para mutan X-Men, tokoh-tokoh film Guardians of the Galaxy, hingga Hulk berjajar rapi. Ada yang masih tersimpan dalam kotak kemasan bersegel; ada juga yang sudah diposisikan dalam pose berlaga di luar kotak.

Di lantai 2, rak-rak penuh dengan komik-komik superhero Marvel yang tertata rapi. Ada juga buku yang berisi profil para pahlawan beserta kisah di balik perjuangan mereka. Majalah-majalah film yang membahas film rilisan terbaru Marvel pun ada. Poster-poster di dinding kian menguatkan aura superhero di ruangan tersebut. Benar-benar surga bagi fans superhero Marvel.

Itulah markas KMI yang sekaligus tempat koleksi dan toko mainan Marv’s Toys milik Dedi Fadim. Dia menyebutkan, koleksinya dulu lebih banyak. ”Dulu ada seribu lebih. Sebagian saya jual karena nggak kuat menampungnya,” ujar Dedi, lantas tertawa.

Di antara sekian banyak superhero Marvel, Dedi kini berfokus mengoleksi action figure karakter The Avengers, salah satu dari beberapa skuad atau pasukan superhero Marvel. ”Dulu juga ada X-Men, tapi sudah saya jual supaya ruangannya lebih longgar,” katanya.

Pria yang sehari-hari bekerja sebagai entrepreneur di bidang desain dan konsultan komunikasi itu lantas menceritakan awal ketertarikannya pada tokoh superhero Marvel. Sejak SMP Dedi tak pernah ketinggalan membeli komik para pahlawan Marvel. ”Saya suka penggambaran karakter Marvel di komik yang realis atau terkesan nyata,” ucapnya.

Selain itu, Dedi menilai penokohan superhero Marvel sangat menarik. Setiap tokoh benar-benar diciptakan dengan latar belakang dan kisah yang detail. ”Hampir setiap superhero Marvel juga mendapat porsi cerita yang sama rata di tiap komik atau film,” ujarnya. Komik dan buku-buku tentang superhero Marvel dibeli Dedi di sebuah toko yang menjual komik impor di Jakarta.

Tinggalkan Balasan