Program Menghubungkan Daerah Terpencil

Membangun Jembatan, Menyambung Nadi Kehidupan

Jembatan memang tidak sementereng rel kereta cepat, tol trans-Jawa, pusat olahraga, atau waduk raksasa. Namun, di tengah meluap-luapnya semangat pemerintah membangun infrastruktur, renovasi dan pembangunan jembatan tidak boleh diabaikan.

JIKA gedung sekolah sangat penting dalam meningkatkan kualitas isi kepala rakyat, nilai penting jembatan lebih vital dalam menjaga perut dan kepala rakyat terus terisi. Hal itu tecermin dari nasib warga Desa Pasir Tanjung, Kecamatan Rangkasbitung, dengan warga Kampung Ciwaru, Desa Sangiang Tanjung, Kecamatan Kalanganyar.
Dua desa itu sempat menjadi sorotan dunia saat media gencar menayangkan gambar pelajar bergelantungan setapak demi setapak melintasi jembatan Pasir Tanjung yang menghubungkan kedua desa
Sampai muncul perumpamaan bahwa para pelajar itu beraksi layaknya Indiana Jones, tokoh fiktif dalam film petualangan yang dibintangi Harrison Ford. Jembatan Pasir Tanjung akhirnya betul-betul ambruk akibat diterjang bencana banjir pada 14 Januari 2012.
Tekanan dunia internasional dan dari dalam negeri membuat pemerintah sigap melakukan perbaikan. Jembatan itu kemudian dibangun melalui CSR PT Krakatau Steel yang diresmikan mantan Bupati Lebak Mulyadi Jayabaya (JB) pada 30 April 2012. ”Kini anak-anak bisa dengan leluasa menyeberangi jembatan untuk pergi ke sekolah. Tidak ada para pelajar atau warga yang bergelantungan di atas jembatan. Begitu juga, hasil pertanian bisa diangkut dengan motor untuk dibawa ke Kota Rangkasbitung. Perekonomian bergairah,” kata Nyai Suherti, seorang guru honorer yang setiap hari menggunakan jembatan gantung tersebut.
Jembatan lain yang juga terkenal dan mengundang perhatian nasional adalah Jembatan Gantung Sinday di Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak. Jembatan gantung tersebut ambruk pada 10 Maret 2015 sehingga mengakibatkan 46 siswa SD Negeri 1 Pajagan terjun bebas ke Sungai Ciberang. Setelah setahun berlalu, jembatan itu pulih karena diperbaiki Pemkab Lebak dengan dana bantuan tidak terduga (BTT) sebesar Rp 300 juta.
Ardiansyah, warga Kampung Sinday menyatakan, Jembatan Gantung Sinday dibangun beberapa hari setelah ambruk. Ke­tika itu, dua menteri berkunjung ke Sinday untuk melihat kondisi siswa yang terjatuh ke sungai, yakni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimulyono.

Tinggalkan Balasan