Angka Kematian Ibu dan Bayi Masih Tinggi

bandungekspres.co.id, INDRAMAYU – Meski Pemkab Indramayu melalui Dinas Kesehatan telah melakukan upaya maksimal, namun angka kematian ibu dan kematian bayi di Kabupaten Indramayu masih tinggi. Bahkan bisa dikatakan yang tertinggi di Jawa Barat.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu dr H Dedi Rohendi, sejak awal Januari hingga Juli 2016, kasus kematian ibu telah mencapai 43 kasus. Sedangkan jumlah kasus kematian bayi mencapai 198 kasus. Menurutnya, jumlah tersebut hampir mendekati jumlah kasus yang terjadi sepanjang tahun 2015 lalu. Dalam kurun waktu selama setahun lalu itu, jumlah kematian ibu mencapai 57 kasus. Sedangkan jumlah kematian bayi sebanyak 200 kasus.

”Faktor penyebab tingginya AKI dan AKB di Indramayu, 34 persen karena faktor masyarakat itu sendiri, 34 persen lagi karena faktor rumah sakit, dan 32 persen faktor puskesmas,” terang Dedi di ruang kerjanya, kemarin (15/9).

Dedi mengungkapkan, faktor penyebab dari masyarakat di antaranya masih banyak ibu hamil yang usianya terlalu muda atau belum cukup. Selain itu banyak juga yang hamil di usia tua atau risiko tinggi. Disamping itu, tambahnya, ada pula kehamilan yang tidak dikehendaki, sehingga proses kehamilan tersebut menjadi tidak terkontrol.

Sementara itu, untuk faktor penyebab dari rumah sakit, kematian ibu dan bayi disebabkan kurang cepatnya pelayanan, serta penanganan yang kurang professional terhadap ibu melahirkan. Padahal pelayanan maupun profesionalitas dalam menangani ibu melahirkan harus dikedepankan.

Sedangkan penyebab kematian ibu dan bayi di puskesmas, Dedi mengungkapkan masih ada bidan yang tidak segera merujuk ibu hamil yang mengalami kondisi darurat. Selain itu, adapula bidan yang salah dalam merujuk ibu hamil tersebut. Sehingga tidak mendapatkan penanganan yang maksimal. (oet/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan