Bukit Tak Jadi, Saksi Bisu Heroisme Imam Bonjol

Kondisinya Kurang Perhatian dan Perawatan

Bukit Tak Jadi merupakan basis pertahanan penting Tuanku Imam Bonjol. Dari benteng alam itulah, sang pahlawan menggalang kekuatan dan bertahan dari gempuran pasukan Belanda sejak tahun 1821 sampai 1837. Kini, Bukit Tak Jadi masih tinggi menjulang di Kampung Ganggo Hilia, Bonjol, Pasaman. Namun, terlantar.

Rahmat Wahyudi – PASAMAN

Meski tak memiliki petunjuk jelas tentang keberadaan benteng itu. Namun, bekas markas Kaum Paderi yang ada di ketinggian sekitar 500 Mdpl di belakang kampung Ganggo Hilia. Untuk mencapai lokasi, penulis bisa berjalan kaki menapaki jalan sempit. Jika tak kuat mendaki, bisa menggunakan sepeda motor trabas. Bukit Tak Jadi, berada persis di belakang Pasar Nagari Ganggo Hilir.

Setahun lalu, jalur mendaki ke atas bukit itu berupa jalan tanah liat. Kini sudah sedikit lebih baik, jalannya sudah dicor beton. Setelah mendaki lebih tinggi lagi, hamparan undakan tanah memanjakan mata. Undakan itu membujur panjang dengan seluruh permukaannya.

Bukit ini memanjang sekitar 1 kilometer sejak dari Kampung Talang, Pasar, sampai Padang Laweh. Inilah benteng pertahanan Tuanku Imam Bonjol. Bukit itu memang punya posisi strategis sebagai benteng alam.

Dari ketinggian itu, siapa pun bakal bisa memantau berbagai ancaman di bawahnya. Perumahan penduduk, kebun, dan sawah terlihat dengan jelas. Jejeran rumpun bambu berduri, yang disebut bambu aur, bergerombol di beberapa tempat. Dengan ditanam rapat-rapat mengelilingi kawasan ini, jejeran bambu itu dulu menjadi tameng hidup.

Konon, setelah terus gagal menembus pertahanan benteng di bukit tak jadi itu, pasukan Belanda pernah menembakkan banyak koin emas ke tengah rumpun bambu. Warga yang terkecoh pun menebang batang bambu demi memunguti uang. Benteng sempat jebol, tetapi masih bisa diatasi pasukan Paderi. ’’Di sini juga ada kolam, bekas gudang untuk ransum makanan pasukan, rumah pertahanan, kandang kuda, dan lubang persembunyian dan ada juga tapak meriam,’’ ujar Nefizar alias Inyiak, mantan ketua Bamus setempat.

Nefizar menjelaskan, Bukit Tak Jadi merupakan basis pertahanan penting Tuanku Imam Bonjol. Dari sinilah pahlawan itu menggalang kekuatan dan bertahan dari gempuran pasukan Belanda dari tahun 1821 sampai 1837. Peninggalan berikutnya dari sang pahlawan nan heroik ini, terdapat meriam bekas peperangan, tak jauh dari bukit tersebut, tepatnya dibelakang pasar Nagari Ganggo Hilir. Meriam ini dikenal dengan sebutan ’’Bujang Palembang’’.

Tinggalkan Balasan