ATM Ancaman Serius di Masyarakat

[tie_list type=”minus”]Global Foundation Hentikan Bantuan[/tie_list]

BATUNUNGGAL – Regulasi yang mengatur kewenangan daerah mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sendiri, terutama dana bantuan sosial dan hibah menjadi hambatan pengentasan penyakit Aids, Tuberclosis dan Malaria (ATM) di masyarakat. Bahkan, dua tahun ke depan bantuan yang sumbernya dari global foundatian atau lembaga kesehatan dunia rencananya akan dihentikan masuk ke Indonesia.

Aids, TBC dan Malaria
edy kusman/bandung ekspres

Audensi: Jajaran CCM saat beraudensi dengan Komisi D DPRD Kota Bandung membahas strategi pencegahan penyakit Aids, TBC dan Malaria, Rabu (23/9).

”Mereka (global foundation) menilai pendapatan Indonesia terus meningkat. Sehingga, bantuan tersebut dialihkan ke negara lain,” kata Ketua Country Coordinating Maechanism (CCM) Pusat dr Ferdinan Lasut saat beraudensi ke DPRD Kota Bandung, belum lama ini.

Menurut Ferdinan, selama ini kucuran bantuan global foundation, dalam menangani tiga penyakit berbahaya itu dititipkan melalui Kementerian Keuangan, Dalam Negeri dan Kementerian Kesehatan. Dibangunnya kerjasama dengan pihak ketiga (LSM Kesehatan), salah satunya melalui Komisi Perlindungan Aids Daerah, pekerjaan itu menjadi balance.

”Melihat kondisi lapangan ada pihak ketiga yang peduli pada ketiga penyakit tersebut. Maka, penanggulangannya tidak hanya dikerjakan pemerintah,” tukas Ferdinan.

Dalam aplikasinya, LSM atau daerah yang bergerak menangani ketiga penyakit itu mengajukan proposal kepada global foundation melalui CCM. Hasil evaluasi CCM mereka mendapat kucuran dana internasional. Tapi, dengan akan dihentikannya bantuan itu, kiranya memaksinalkan 5 persen APBN/APBD untuk bidang kesehatan perlu mendapat dorongan maksimal. ”Lembaga nonstruktural harus memiliki kepastian menerima bantuan. Ketiga penyakit itu menyebar lintas sektoral. Bila tidak, akan menjadi ancaman serius di masyarakat,” ujar Ferdinan.

Di tempat sama, Ketua Komisi D DPRD Kota Bandung Achmad Nugraha menyambut baik ajakan CCM. Menurutnya, APBD 2015 Kota Bandung menganggarkan Rp 23 miliar untuk bidang kesehatan. ”Ini akan kita carikan terobosan agar pihak ketiga dapat mendapat bantuan dana rutin guna menangkal penyebaran ketiga penyakit berbahaya itu,“ urainya.

Dalam pemikiran Amet-sapaan akrabnya- untuk Kota Bandung, antisipasi ketiga penyakit (Aids, TBC dan Malaria), tidak hanya serius melainkan mendesak. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kota Bandung cukup signifikan. Sehingga, menangkalnya tak cukup dari dalam tetapi pencegahan yang datangnya dari luar kota patut jadi pemikiran.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan