Muswil APTISI Jabar 2025: PTS Didorong Transformasi Kolaboratif Hadapi Era Digital

APTISI Jabar
Ketua APTISI Jabar, Prof. Dr. HC. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, MT., saat memberikan keterangan di sela-sela Muswil APTISI Jabar 2025 di Grand Pasundan Convention Hotel, Kota Bandung, Kamis (18/12). (DOK/JABAR EKSPRES)
0 Komentar

BANDUNG – Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Wilayah Jawa Barat (Jabar) mempertegas komitmen transformasi kolaboratif bagi perguruan tinggi swasta (PTS) di tengah percepatan digitalisasi, tuntutan relevansi dengan dunia industri, serta persaingan global yang semakin ketat. Komitmen ini menjadi inti dari Musyawarah Wilayah (Muswil) APTISI Jawa Barat 2025 yang berlangsung di Grand Pasundan Convention Hotel, Kota Bandung, Kamis (18/12).

Acara bertema “Melangkah, Maju, dan Sukses Bersama APTISI Jawa Barat Wujudkan PTS Unggul dan Berdampak” dihadiri ratusan pimpinan PTS se-Jawa Barat. Muswil kali ini tidak hanya membahas pemilihan kepengurusan baru, melainkan juga merumuskan langkah strategis melalui kolaborasi erat dengan pemerintah, legislatif, dunia usaha, dan pemangku kepentingan lainnya guna mengakhiri dikotomi historis antara perguruan tinggi negeri (PTN) dan PTS.

Ketua APTISI Jawa Barat, Prof. Dr. HC. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, MT., menjadi pusat perhatian dalam forum tersebut. Ia menyatakan bahwa Muswil 2025 hendaknya menjadi momentum bersejarah bagi penguatan peran PTS dalam peningkatan mutu pendidikan tinggi nasional. “APTISI ini adalah wadah bagi seluruh PTS untuk bersama-sama membangun kesetaraan. Kita ingin melangkah bersama, maju bersama, dan sukses bersama,” ujar Eddy.

Baca Juga:PDI Perjuangan Jabar Sumbang Rp1 M Lebih untuk Korban Bencana Aceh hingga SumateraKuasa Hukum Erwin Ajukan Praperadilan, Tuduh Ada Kriminalisasi Wakil Wali Kota

Eddy yang juga Rektor Universitas Komputer Indonesia (Unikom) itu melanjutkan, di Jawa Barat telah ada 20 PTS berpredikat unggul. Pada kesempatan ini, tujuh di antaranya diminta berbagi praktik terbaik dalam mencapai status tersebut. “Harapannya, pengalaman ini dapat menular kepada seluruh PTS lainnya di provinsi ini,” tambahnya.

Eddy juga menekankan faktor penentu keberhasilan transformasi. “Semuanya bergantung pada kecepatan respons pimpinan perguruan tinggi serta dukungan penuh dari yayasan pengelola. Jika keduanya selaras, perubahan akan berjalan cepat. Sebaliknya, jika dukungan yayasan kurang optimal, proses tersebut akan terhambat,” paparnya.

Menurutnya, APTISI harus menjadi ruang belajar kolektif yang inspiratif, dengan sesi sharing yang mencakup penguatan tata kelola, kepemimpinan visioner, serta strategi akreditasi unggul.

Utusan Khusus Presiden RI bidang Pendidikan dan Kebudayaan, Fadel Muhammad Al Haddar, mendukung pandangan tersebut dengan menekankan pentingnya infrastruktur digital sebagai pondasi mutu PTS. “Tanpa kesiapan teknologi yang memadai, PTS berisiko semakin tertinggal dalam persaingan global,” ungkapnya.

0 Komentar