Bencana Datang Lebih Cepat, Jawa Barat Kian Rapuh oleh Kerusakan Alam

Bencana Datang Lebih Cepat, Jawa Barat Kian Rapuh oleh Kerusakan Alam
Petugas gabungan melakukan pencarian korban di lokasi bencana. (Dok BPBD)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Perubahan iklim ekstrem dan kerusakan alam menjadi penyebab utama terjadinya bencana alam di Jawa Barat. Berdasarkan kajian risiko bencana, sedikitnya ada 14 jenis. Banjir, tanah longsor dan peningkatan permukaan laut merupakan bencana yang kerap terjadi di berbagai wilayah di Jawa Barat.

Selain itu, gempa tektonik masih jadi momok menakutkan terjadi di wilayah Jawa Barat yang jadi lintasan berbagai macam jenis sesar dan jalur cicin api (Ring of Fire).

Jika terjadi perubahan cuaca musim kemarau, kebakaran hutan, akibat kekeringan sampai kekurangan air. Ini menjadi catatan buruk sektor pertanian mengalami gagal panen.

Baca Juga:Tambang Jabar Kian Brutal, Citatah Jadi Korban UtamaDBL Indonesia Buka Donasi ‘Assist for Sumatra’, Target Rp50 Juta dalam Dua Minggu

Pranata Humas Ahli Muda BPBD Jabar, Hadi Rahmat meminta, untuk mengantisipasi masalah bencana ini, setiap pemerintahan daerah mau tidak mau harus siap. ‘’Potensi bencana alam di Jabar sangat tinggi. Dan harus jadi perhatian serius pemerintah dan masyarakat,’’ ujar Hadi.

BPBD Jabar sejauh ini sudah memetakan potensi bencana alam di berbagai wilayah dengan jenis dan risikonya. Menurut Hadi, untuk peta kajian risiko bencana banjir, terdapat 3 kabupaten dan 2 kota yang tergolong tinggi. Sementara untuk 15 kabupaten dan 7 kota lainnya hanya menghadapi risiko sedang.

“Begitu pun banjir bandang, terdapat 7 kabupaten dan 5 kota akan mengalami risiko tinggi. Sementara 11 kabupaten dan 2 kota lainnya, menghadapi risiko sedang,” ungkapanya

Sedangkan untuk cuaca ekstrem, resiko tertinggi berada 16 kabupaten dan 9 kota, dan sedang di 2 kabupaten. “Untuk ancaman gelombang ekstrem dan abrasi, risiko tinggi di 1 kabupaten, dan sedang di 17 kabupaten dan 9 kota. Gempa bumi, wilayah yang berpotensi menghadapi risiko tinggi di 4 kabupaten dan 4 kota, serta risiko sedang di 14 kabupaten dan 5 kota. Karhutla, terdapat risiko tinggi di 10 kabupaten, sedang di 8 kabupaten, dan rendah di 1 kabupaten dan 6 kota,” katanya.

Siapkan Alokasi Anggaran Rp200 Miliar

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar Herman Suryatman mengatakan untuk penanganan bencana alam yang terjadi di Jabar, Pemda sudah mengalokasikan anggaran Rp200 miliar. ‘’Alokasi anggaran ini diambil dari anggaran Belanja Tak Terduga atau BTT,’’ ujarnya.

0 Komentar