Selain faktor kreatif, HIMKI menekankan pentingnya efisiensi logistik nasional. Pelabuhan Patimban dan Bandara Kertajati disebut perlu dioptimalkan sebagai gerbang ekspor strategis untuk menekan biaya logistik yang masih tinggi.
Langkah yang didorong antara lain penambahan layanan ekspor-impor di Patimban, penguatan konektivitas multimoda yang terintegrasi, serta pemberian insentif bagi eksportir yang memanfaatkan hub logistic nasional.
Menurutnya, kebijakan yang berpihak pada industry dan ekspor, peningkatan daya saing melalui teknologi, talenta dan desain, serta percepatan ekspansi pasar global dan konsolidasi distribusi, bisa memacu ekspor industri mebel kerajinan dalam negeri hingga 6 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada 2030.
Baca Juga:Industri Kosmetik Indonesia Melesat, Generasi Muda Jadi Penggerak Ekonomi Kreatif BaruMenembus Pasar Ekspor, Mendag Dorong Petani Genjot Produksi Pangan
Sementara itu, secara nasional Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat nilai ekspor furniture mencapai 920 juta dolar AS di triwulan II tahun 2025, atau meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 910 juta dolar AS.
Industri kerajinan turut mencatat kinerja positif dengan nilai ekspor sebesar 173,49 juta dolar AS pada triwulan II-2025, tumbuh 9,11 persen secara tahunan.
