JABAR EKSPRES – Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengeluarkan ultimatum bahwa Direktorat Jenderal Bea dan Cukai berpotensi dibekukan jika tidak mampu berbenah dalam menjalankan tugasnya.
Sikap tegas Menkeu itu mengingatkan pada kebijakan serupa pada 1985-1995, ketika sebagian fungsi Bea Cukai pernah dialihkan kepada perusahaan asal Swiss, Societe Generale de Surveillance (SGS), melalui PT Surveyor Indonesia.
Menanggapi tekanan tersebut, Kepala Kanwil Bea Cukai Jawa Barat, Finari Manan, menyebut pihaknya menerima peringatan itu sebagai motivasi untuk meningkatkan kualitas kinerja.
Baca Juga:Sinyal Bangkit di Tengah Bencana, Menkomdigi Pastikan Pemulihan Jaringan Sumatra Capai 90 PersenAmarah Bojan Hodak Tak Terbendung, Paksa Wiliam Marcilio Angkat Kaki dari Persib Bandung
Ia menilai ultimatum tersebut merupakan sinyal keras agar seluruh jajaran melakukan evaluasi menyeluruh.
“Menurut saya, itu warning agar kita bekerja lebih baik. Ini kesempatan bagi seluruh Bea Cukai, termasuk kami di Jabar, untuk terus berbenah meningkatkan kinerja,” ujarnya saat ditemui di Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (4/12/2025).
Finari memastikan Bea Cukai Jawa Barat tetap menjalankan tugas pokok dan fungsi secara optimal. Ia menegaskan peningkatan kinerja terlihat jelas, terutama dalam pengawasan berbagai barang ilegal, termasuk rokok tanpa pita cukai.
Dari sisi penindakan, Finari mencatat perkembangan signifikan. “Tahun ini saja sudah 90 juta batang rokok ilegal kami amankan. Tahun 2024 sebanyak 62 juta batang, dan tahun 2023 sekitar 59 juta batang. Artinya tugas kami semakin berat dan kami bekerja keras menjalaninya,” katanya.
Selain pengawasan, Finari juga mengklaim perbaikan di sektor pelayanan. Berbagai fasilitas fiskal diberikan kepada pelaku usaha untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, investasi, dan penyerapan tenaga kerja.
Meski demikian, Finari tidak menampik bahwa ancaman pembekuan dari Menkeu menimbulkan keresahan di kalangan pegawai.
Ia menyebut kecemasan itu wajar, mengingat Bea Cukai Jawa Barat memiliki sekitar 750 pegawai yang kini berada dalam sorotan publik dan pemerintah pusat.
Baca Juga:Pernyataan Igor Tolic Bongkar Situasi Panas di Persib, William Marcilio Resmi Didepak!Persib Hadapi Jadwal 'Neraka' di Desember, Ujian Berat yang Bisa Tentukan Nasib Musim
“Kalau resah mungkin iya, tapi itu justru jadi pengingat. Kita wajib menindaklanjuti isu tersebut, introspeksi, dan memperbaiki apa pun yang perlu diperbaiki,” pungkasnya. (Wit)
