Tragedi Kebakaran Wang Fuk Court di Hong Kong: Korban Tewas Meningkat, Pencarian Masih Berlanjut

Tragedi Kebakaran Wang Fuk Court di Hong Kong: Korban Tewas Meningkat
Ilustrasi (SUMBER FOTO: Freepik/ripato)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Otoritas Hong Kong pada Minggu melaporkan bahwa jumlah korban tewas akibat kebakaran besar di kompleks apartemen Wang Fuk Court bertambah menjadi 146 orang, menjadikannya insiden kebakaran paling mematikan di kota tersebut dalam beberapa dekade terakhir.

Pihak kepolisian menyatakan bahwa tim verifikasi korban telah memastikan 159 orang yang sebelumnya dilaporkan hilang ditemukan dalam kondisi selamat, sementara proses identifikasi korban jiwa masih berlangsung.

Menurut Tsang Shuk-yin, Kepala Unit Verifikasi Korban, jumlah korban luka mencapai 79 orang hingga Minggu pukul 16.00 waktu setempat, termasuk 12 pemadam kebakaran yang turut menjadi korban dalam upaya penyelamatan.

Baca Juga:Venezuela Terapkan Aturan Baru untuk Warganya Setelah Ancaman Penutupan Wilayah Udara oleh ASSensasi Pegang Langsung: Faktor yang Menentukan Keputusan Beli Produk Elektronik di Indonesia

Meski begitu, tercatat masih ada sekitar 100 laporan orang hilang yang belum dapat dipastikan keberadaannya, karena minimnya data, pelapor tidak mengetahui alamat korban, atau individu yang dilaporkan ternyata bukan penghuni Wang Fuk Court.

Hingga laporan terbaru, 40 orang masih dinyatakan hilang, dan pencarian terus dilakukan. Hal ini dikonfirmasi oleh laporan dari South China Morning Post.

Hong Kong telah menetapkan masa berkabung selama tiga hari sejak Sabtu sebagai penghormatan bagi para korban, sementara operasi penyelamatan memasuki hari kelima meski api telah berhasil dipadamkan sepenuhnya.

Pemerintah setempat memperingatkan bahwa jumlah korban tewas kemungkinan masih akan bertambah seiring ditemukannya lebih banyak jasad di dalam bangunan yang hangus.

Kebakaran yang terjadi pada Rabu siang itu menyebar dengan sangat cepat di kompleks Wang Fuk Court yang berisi lebih dari 1.900 unit hunian. Dugaan sementara menyebutkan bahwa peristiwa itu dipicu oleh perancah bambu yang terpasang di bagian luar bangunan.

Kompleks yang terdiri dari delapan menara dengan total penghuni sekitar 4.000 orang tersebut mengalami kerusakan parah. Pada Jumat, sekitar 800 warga telah dievakuasi ke hotel ataupun tempat penampungan sementara.

Polisi telah menahan dua direktur dan seorang konsultan teknik dari Prestige Construction & Engineering Company atas dugaan pembunuhan tidak berencana (manslaughter) terkait insiden tersebut.

Baca Juga:Kesepakatan Damai AS–Ukraina Maju, Dua Poin Krusial Masih Jadi PerdebatanHarga Dollar (USD) Hari Ini: Rupiah Bertahan di Level Rp16.500–Rp16.700, Ini Penyebabnya!

Berdasarkan hasil penyelidikan awal, perpaduan antara perancah bambu dan lembaran plastik penutup jendela diduga membuat api menjalar lebih cepat dan membakar beberapa lantai hanya dalam hitungan menit.

0 Komentar