“Itu jadi inspirasi juga untuk kehidupan sehari-hari,” jelas Vicry.
Sementara itu, Amry, siswa lain di kelas 11 Kuliner 1, menilai Hari Guru sebagai momen unik untuk menghargai guru.
“Hari Guru itu bisa jadi memperingati guru. Misalnya, di jurusan kuliner, kita bisa ‘memuja’ guru dengan makanan, kita sendiri yang masak,” jelasnya.
Amry menambahkan, setiap praktik memasak selalu meninggalkan kesan tersendiri.
“Hobi masak dari kecil, jadi setiap praktik pasti berkesan,” ujarnya.
Mengenai guru favorit, Amry juga menyebut Bunda Heni, guru BK yang dekat dengan siswa.
Baca Juga:Peringati Hari Guru, Walkot Bandung Ingatkan Tiga Hal IniHari Guru 2025, Akademisi Psikologi: Dedikasi Guru Adalah Pondasi Kemajuan Bangsa
“Mentoring-nya itu membuat kita bisa lebih personal dan dekat dengan guru,” kata Amry.
Lebih jauh, Amry menekankan bahwa pelajaran di SMKN 3 tidak hanya soal materi, tetapi juga tentang sikap, disiplin, dan manajemen waktu.
“Kalau misalkan kita jurusan kuliner, me-manage waktu itu penting. Contohnya, makan siang jam 12, kita harus menyiapkan dari jam 7 sampai jam 6,” ujarnya sambil tertawa.
Dari cerita Vicry dan Amry, terlihat jelas bahwa guru bukan sekadar pengajar, tetapi juga mentor, teladan, dan teman di sekolah.
Hari Guru menjadi momen untuk mengingatkan bahwa peran guru melekat dalam setiap langkah siswa, baik dalam belajar maupun kehidupan sehari-hari. (Mong)