JABAR EKSPRES – Peningkatan intensitas cahaya buatan dalam beberapa tahun terakhir disebut menurunkan kualitas langit malam di Lembang secara signifikan.
Menyikapi kondisi tersebut, Pemkab Bandung Barat bakal menyiapkan regulasi untuk mengendalikan sumber-sumber polusi cahaya, terutama dari kawasan wisata.
Bupati Bandung Barat Jeje Richie Ismail menegaskan komitmen tersebut saat menghadiri Open House Observatorium Bosscha 2025 bertema “Menata Cahaya, Menjaga Bumi” pada Sabtu (22/11/2025).
Baca Juga:Polusi Cahaya di KBB Belum Dikendalikan, Observatorium Bosscha TerancamObservatorium Bosscha Buka atau Tutup saat Ramadhan dan Lebaran 2024? Cek Info Kunjungan Publik Terbaru
Ia mengatakan bahwa polusi cahaya masih belum dipahami banyak pihak, sehingga dibutuhkan edukasi dan aturan yang jelas agar penggunaan cahaya di malam hari tidak berdampak negatif terhadap kegiatan penelitian astronomi maupun lingkungan.
“Bosscha bukan hanya kebanggaan Bandung Barat, tetapi aset nasional yang harus dilestarikan. Polusi cahaya yang memancar ke atas sangat mengganggu observasi astronomi dan berbahaya bagi lingkungan. Karena itu nanti akan ada regulasi, termasuk sosialisasi ke pelaku wisata dan masyarakat,” ujarnya.
Jeje menjelaskan, sejumlah titik wisata dan lampu sorot yang diarahkan ke langit menjadi penyumbang terbesar polusi cahaya di kawasan Lembang.
Ia memastikan Pemkab Bandung Barat siap berkolaborasi dengan ITB, akademisi, pelaku usaha, hingga pemerintah pusat untuk memperbaiki kondisi tersebut.
“Selain itu, penataan pencahayaan juga akan menyasar penggunaan Penerangan Jalan Umum (PJU) agar lebih ramah langit malam,” tambahnya.
Ia mengungkapkan, tim teknis telah menyiapkan sedikitnya lima rekomendasi awal, seperti penggunaan cahaya berwarna warm, pembatasan waktu lampu sorot hingga pukul 22.00 WIB, serta memastikan arah cahaya tidak mengarah ke atas.
“Setelah regulasi penataan cahaya berjalan, Bosscha harus makin sering dibuka untuk umum. Edukasi dan wisata ilmiah harus diperkuat,” imbuhnya
Baca Juga:Gandeng Observatorium Bosscha, Penerbit Erlangga Luncurkan Buku Belajar Mengenal Alam SemestaObservatorium Bosscha: Pusat Perkembangan Astronomi Indonesia dan Dunia
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB, Irwan Meilano, menuturkan bahwa penurunan kualitas langit malam di Lembang telah terdeteksi sejak beberapa dekade terakhir, terutama sejak pesatnya pertumbuhan ekonomi di era 1990-an.
Kondisi itu membuat teleskop lebih sulit menangkap cahaya bintang dan mengurangi produktivitas riset astronomi.
“Polusi cahaya yang tidak terkendali bisa mengurangi kualitas observasi, mengganggu satwa malam, dan mengikis identitas Lembang sebagai kawasan wisata ilmiah,” jelas Irwan.
