Keberhasilan Pengobatan Baru 83 Persen, Pemkot Bogor Susun RAD Percepatan Eliminasi TBC 2025-2029 

Keberhasilan Pengobatan Capai 83 Persen, Pemkot Bogor Susun RAD Percepatan Eliminasi TBC 2025-2029 
Ilustrasi pengidap penyakit TBC. Foto: Pexels
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor tengah menyiapkan Rencana Aksi Daerah (RAD) Percepatan Eliminasi Tuberkulosis (TBC) 2025-2029, yakni dokumen yang memuat langkah dan target penanganan TBC di tingkat daerah untuk memperkuat penanganan penyakit yang hingga kini masih menjadi tantangan serius.

Kepala Dinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno mengatakan, berdasarkan data Dinkes Kota Bogor, tercatat 1.683 anak terdiagnosis TBC sepanjang Januari hingga Oktober 2025.

Pada periode yang sama, dilaporkan pula 280 kematian serta 139 kasus TBC resisten obat (TBC RO), yang membutuhkan durasi dan biaya pengobatan lebih besar dibanding kasus biasa. Kondisi ini diperburuk oleh angka keberhasilan pengobatan yang baru mencapai 83 persen, masih berada di bawah target 90 persen.

Baca Juga:Menko PMK: Stunting dan TBC jadi Permasalahan Mendasar KesehatanRelawan Uji Coba Vaksin TBC Bill Gates Bakal Dapat Bansos Rp150 Ribu, ini Faktanya

“Pemkot bersam Dinkes Kota Bogor berkomitmen penuh untuk mendukung target nasional eliminasi TBC tahun 2030 sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis,” ujar Retno, dikutip Kamis (20/11/2025).

Retno menjelaskan bahwa penyusunan RAD dilakukan melalui koordinasi lintas sektor dengan melibatkan pemerintah, fasilitas kesehatan, organisasi masyarakat, akademisi hingga mitra pembangunan untuk menjadi acuan bersama dalam pelaksanaan program percepatan eliminasi TBC di Kota Bogor.

Penyusunan RAD tersebut, sebelumnya juga telah dikaji ulang bersama Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Provinsi Jawa Barat untuk memastikan penyusunannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

“Proses penyusunan RAD dilakukan secara partisipatif melalui berbagai pertemuan yang melibatkan lintas program di Dinas Kesehatan, lintas sektor di lingkungan Pemerintah Kota Bogor, organisasi masyarakat, akademisi, serta mitra pembangunan,” ujarnya.

Ia menambahkan, Pemkot Bogor juga memperkuat koordinasi penanggulangan TBC melalui pembentukan Tim Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis (TP2TB).

Selain itu, pemanfaatan Sistem Informasi SIGEULIS turut dioptimalkan untuk menampilkan jumlah dan sebaran kasus TBC di setiap wilayah, yang kini dapat diakses oleh camat dan lurah guna memantau perkembangan kasus secara lebih cepat dan akurat

“Sehingga dengan adanya sistem ini, diharapkan proses pemantauan, tindak lanjut, dan pengambilan keputusan di tingkat kelurahan dan kecamatan dapat dilakukan lebih cepat dan tepat sasaran,” tuturnya.

0 Komentar