Kemenkop Dorong Kopdes Bangun Ekosistem Bisnis Berkelanjutan Lewat Program Magang

Kopdes Merah Putih Seperti Program Era Soeharto, Pakar: Meriah di awal, Mati Seiring Waktu
Ilustrasi: Gerai Sembako Koperasi Merah Putih Desa Cileunyi Wetan, di Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. (Yanuar/Jabar Ekspres)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Kementerian Koperasi dan UKM terus mendorong percepatan operasionalisasi Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih melalui strategi yang lebih praktis, program magang berbasis pengalaman lapangan.

Melalui kegiatan ini, para pengurus koperasi dibekali kemampuan membangun ekosistem bisnis yang kuat dan berorientasi kemitraan.

Salah satu lokasi belajar utama berada di Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Ittifaq, Ciwidey, Kabupaten Bandung sebuah koperasi yang telah dikenal sebagai model pertanian terpadu yang terhubung langsung ke pasar modern.

Baca Juga:Borobudur Marathon Naik Kelas, Jawa Tengah Bidik Ikon Marathon DuniaPercepat Evakuasi Korban Longsor Cibeunying Cilacap, Pemprov Jateng Datangkan Tambahan Alat Berat

Deputi Bidang Pengembangan Talenta dan Daya Saing Koperasi Kemenkop, Destry Anna Sari, menjelaskan bahwa program magang dirancang untuk memperkuat kapasitas pengurus Kopdes Merah Putih agar mampu menyusun kerja sama bisnis yang berkelanjutan.

“Kami terus mendorong Kopdes Merah Putih mampu membangun ekosistem dan kemitraan bisnis, dengan dukungan dari Komite Nasional Ekonomi Syariah (KNEKS), Programma Uitzending Manager (PUM) Representative Indonesia, dan perguruan tinggi,” ujarnya dikutip dari ANTARA, Senin (17/11).

Gelombang pertama berlangsung pada 15–22 November 2025, diikuti 38 peserta dari empat provinsi yakni Jawa Barat, Banten, DI Yogyakarta, dan Jawa Tengah.

Secara total terdapat 114 peserta dari 24 provinsi, yang mengikuti magang dalam tiga gelombang melalui kombinasi pembekalan materi, kunjungan studi, dan praktik langsung.

Ia menilai Kopontren Al-Ittifaq sebagai contoh sukses penerapan pertanian terpadu yang terhubung dengan pasar modern.

“Sistem agribisnis yang diterapkan AI-Ittifaq sudah terhubung dengan berbagai pasar modern, seperti supermarket, sehingga peserta magang bisa mempelajari rantai agribisnis secara lengkap dari hulu sampai hilir,” katanya.

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat, Yuke Mauliani Septina, mengatakan bahwa praktik langsung akan lebih berdampak bagi peningkatan kualitas pengurus Kopdes.

Baca Juga:20 Warga Masih Hilang, Pemprov Jateng Fokuskan Pencarian Korban Longsor CilacapTingkatkan Komoditas Ekspor, Kementan Diminta Kembangkan Varietas Unggul Tanaman Lada Babel 

“Selain manajemen mutu, pengurus harus adaptif terhadap digitalisasi agar koperasi menjadi modern,” ujarnya.

Sementara itu, CEO Kopontren Al-Ittifaq, Setia Irawan, berharap peserta magang dapat menemukan formula inovasi yang bisa diterapkan di daerah masing-masing.

Ia menjelaskan melalui program magang tersebut, peserta akan dibekali pengetahuan mengenai pembangunan rantai pasok produk, penyusunan standar operasional prosedur (SOP), pengelolaan produksi, hingga perencanaan jangka panjang.

0 Komentar