Harga Beras Dipastikan Stabil Jelang Nataru, Bapanas: SPHP Rp12.000, Medium Rp13.000 per Kg

Harga Beras Dipastikan Stabil Jelang Nataru, Benarkah?
Ilustrasi beras premium di Pasar Tradisional Padalarang, Bandung Barat naik jadi Rp15.500, pedagang keluhkan daya beli masyarakat menurun. Dok Jabar Ekspres/Suwitno
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), harga sejumlah komoditas pangan terutama beras dipastikan mulai stabil. Itu disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Andi Amran Sulaiman dalam keterangannya, Minggu.

“Menjelang masa Natal dan tahun baru (Nataru), pemerintah memastikan kestabilan harga pangan pokok strategis, terutama beras,” ujarnya, dikutip Senin (17/11/2025).

Kepala Bapanas sekaligus Menteri Pertanian (Mentan) itui mengklaim, harga beras mulai stabil berkat penguatan pasokan, pengawasan distribusi, serta langkah pengendalian yang telah dilakukan pemerintah selama ini.

Baca Juga:Dinamika Harga Beras, Bapanas Tancap Gas Jaga Stabilisasi Harga Lewat Bantuan PanganĀ Harga Beras di Bandung Barat Melonjak di Atas HET, Warga Keluhkan Beban Belanja

Kemudian, kata dia, jumlah daerah yang mengalami penurunan harga beras di tingkat konsumen juga terus meningkat dibandingkan tahun lalu.

“Sampai awal November sudah ada 214 kabupaten/kota yang mengalami penurunan harga beras,” sambungnya.

Kestabilan harga beras itu, kata Arman, terbukti dari harga temuan di sejumlah wilayah yang menjual beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dengan harga Rp12.000 per kg, serta beras medium yang dijual sekira Rp13.000 per kg.

Menurutnya, kondisi ini menunjukkan bahwa harga beras mulai stabil menjelang libur Nataru, sebab berada di bawah Harga Eceran Tertingi (HET), yakni Rp14.900 per kg untuk beras premium dan Rp13.500 untuk beras medium.

Kendati begitu, kata dia, pihaknya menemukan pemberitaan yang mengatakan bahwa terjadi kenaikan harga beras di sejumlah wilayah. Untuk itu, pihaknya bersama Dirut Bulog melakukan peninjauan lapangan untuk memastikan hal tersebut.

Dalam laporan Badan Pusat Statistik (BPS), sampai minggu pertama November sudah ada 214 kabupaten/kota yang mengalami penurunan harga beras.

Apabila dibandingkan pada minggu pertama Oktober telah terjadi peningkatan 19,5 persen karena saat awal Oktober masih berada di angka 179 kabupaten/kota yang mengalami penurunan harga beras.

Baca Juga:Tengah Dilanda Cuaca Ekstrim, Pasokan Beras di Bandung Dipastikan AmanMeski Masuki Panen Raya, Bapanas Pastikan Program Beras SPHP Terus Berlanjut

Selain itu masih ada 50 kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga beras sampai minggu pertama November 2025. Ini mulai mengalami penurunan 18 Persen dibandingkan pada minggu pertama bulan lalu yang masih terdapat 61 kabupaten/kota.=

“Dengan segala kerendahan hati, mewakili petani. Janganlah dizalimi petani kita. Ini untuk hajat hidup orang banyak. Jangan dipolitisasi, karena kalau pangan bermasalah, negara bisa bermasalah,” tegas Amran.

0 Komentar