50 Siswa di Bogor Selatan Diduga Keracunan MBG, Lima Dirujuk ke RS 

50 Siswa di Bogor Selatan Diduga Keracunan MBG, Lima Dirujuk ke RS 
Salah satu siswa yang menjadi korban dugaan keracunan makanan bergizi gratis (MBG) di Bogor Selatan saat dibawa ke Puskesmas Bondongan, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jumat (14/11/2025). Foto: Sekar Andini/Jabar Ekspres
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Sebanyak 50 siswa di wilayah Bogor Selatan, Kota Bogor, diduga mengalami keracunan makanan bergizi gratis (MBG) pada Jumat (14/11/2025).

Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Erna Nuraena, mengatakan laporan pertama diterima sekitar pukul 14.00 WIB. Sejumlah siswa di jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mengalami gejala keracunan, dengan waktu onset (munculnya gejala pertama) sekitar 10 hingga 30 menit setelah mengonsumsi MBG.

“Gejala yang timbul berupa mual, muntah, diare, BAB berdarah dan berlendir, demam, pusing, menggigil, berkeringat, hingga nyeri perut,” ujar Erna dalam keterangan tertulis, Jumat.

Baca Juga:Dugaan Keracunan MBG Kembali Terjadi di Bogor Selatan, Dinkes Lakukan PenyelidikanPemkab Bogor Percepat Sertifikasi Dapur MBG, 35 SPPG Sudah Kantongi Sertifikat Higiene

Berdasarkan pendataan Dinkes, 24 siswa berasal dari SDN Batutulis 3, 11 siswa dari SDN Batu Tulis 2, dua siswa dari SDN Lawang Gintung 2, satu siswa dari SDN Batu Tulis 1, serta 12 siswa dari SMK Persatuan Ummat Islam (PUI).

Seluruh siswa yang mengalami gejala langsung mendapatkan penanganan di fasilitas kesehatan terdekat. Sebanyak 37 orang ditangani di Puskesmas Bogor Selatan, 12 orang di Puskesmas Bondongan, dan satu orang di Puskesmas Lawang Gintung.

“Setelah dilakukan penanganan di puskesmas, sebanyak lima orang dirujuk ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih baik, sementara sisanya diperbolehkan pulang setelah kondisi membaik,” katanya.

Erna menjelaskan, Dinkes Kota Bogor telah melakukan langkah penanganan awal berupa perawatan pasien di tiga puskesmas, koordinasi dengan rumah sakit, penyelidikan epidemiologi, serta pengambilan sampel makanan dan spesimen pasien.

Dinkes juga meminta pihak sekolah segera melaporkan jika ditemukan tambahan kasus dan menghentikan konsumsi makanan MBG yang belum dimakan.

Sebagai tindak lanjut, Dinkes terus memantau kemungkinan adanya penambahan kasus, memproses pemeriksaan sampel di Labkesda, menangani pasien yang masih dalam pemantauan, serta memonitor laporan dari rumah sakit, puskesmas, dan sekolah melalui sistem pelaporan yang tersedia.

“Kami memastikan penanganan berjalan menyeluruh sambil menunggu hasil laboratorium untuk mengetahui penyebab pasti dari insiden dugaan keracunan MBG tersebut,” tuturnya.

Baca Juga:Kajari Kabupaten Bogor Ajak APDESI Kawal Program MBG dan Koperasi Merah PutihBupati Bogor Genjot Program Wirausaha dan Ciptakan 28 Ribu Lapangan Kerja Lewat Dapur MBG

Adapun makanan MBG yang dikonsumsi para siswa diproduksi oleh dapur SPPG Batu Tulis 08. Total sebanyak 3.992 porsi makanan didistribusikan ke 17 sekolah dalam tiga kloter, mulai pukul 07.00 hingga 09.00 WIB, dengan menu berupa nasi, ayam bakar, tumis jagung wortel, susu kotak, dan keripik tempe.

0 Komentar