Wisata Alam Bandung Selatan Menarik Wisatawan Tapi Bikin Macet Tahunan, Pemkab Janji Cari Solusi?

Wisata Alam Bandung Selatan Menarik Wisatawan Tapi Bikin Macet Tahunan, Pemkab Janji Cari Solusi?
Bupati Bandung Dadang Supriatna saat Rapat Koordinasi Lintas Sektor yang digelar Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel, Rabu (12/11). Dok. Humas Pemkab Bandung
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Kawasan Bandung Selatan menjadi kawasan konservasi sekaligus wisata alam unggulan yang selalu dipadati wisatawan setiap tahunnya. Namun, ini menimbulkan masalah baru, kemacetan selalu menjadi agenda tahunan di kawasan tersebut.

Menyadari itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung memastikan untuk mencari solusi agar kemacetan di kawasan wisata alam Bandung Selatan, melalui pengembangan wilayah diiringi dengan prinsip konservasi yang mendukung kelestarian.

Itu disampaikan Bupati Bandung Dadang Supriatna, alam Rapat Koordinasi Lintas Sektor yang digelar Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel, Rabu (12/11).

Baca Juga:Wisata Bandung Selatan Masih Jadi Primadona di Libur Panjang, namun Spending Money Masih RendahAlih Fungsi Lahan jadi Wisata di Bandung Selatan Dinilai Berlebihan, Kerusakan Alam dan Bencana Ekologi Mengancam

Menurutnya, arah kebijakan pengembangan wilayah Kabupaten Bandung mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Barat, dan diarahkan menjadi wilayah penyeimbang kawasan perkotaan inti dengan dua karakter pengembangan utama.

“Secara pengembangan, Kabupaten Bandung terbagi dalam dua zona. Pertama, zona yang didorong sebagai kota satelit untuk mendukung kota inti, dan kedua, zona pengendali yang berfungsi sebagai kawasan lindung, konservasi, dan wisata, terutama di Bandung Utara dan Selatan,” jelas Bupati Dadang.

Bupati yang akrab disapa Kang DS itu juga menegaskan setiap pembangunan di wilayah selatan tetap tetap berpijak pada prinsip konservasi. “Pembangunan harus mendukung upaya melindungi keanekaragaman hayati serta menjaga keseimbangan tata air dan iklim yang berkelanjutan,” ujarnya.

Lebih jauh, ia menyoroti kawasan Bandung Selatan yang mencakup Kecamatan Pasirjambu, Ciwidey, dan Rancabali (Pacira). Kawasan tersebut, kata dia, selain memiliki fungsi konservasi, kini berkembang pesat sebagai destinasi wisata utama di Kabupaten Bandung.

“Setiap tahun ada sekitar tujuh juta wisatawan yang berkunjung ke kawasan Pacira, baik wisatawan lokal maupun mancanegara,” ungkapnya.

Namun, tingginya kunjungan wisatawan itu juga menimbulkan tantangan baru, terutama kemacetan di jalur menuju kawasan wisata setiap akhir pekan.

Untuk itu, Pemkab Bandung tengah menyiapkan sejumlah langkah strategis guna memperkuat aksesibilitas dan menata kawasan tersebut.

Baca Juga:Tanggapi Reaktivasi Rel KA Bandung–Ciwidey, Bupati: Asal Tidak Merugikan Masyarakat! Warga Kampung Ciluncat Resah Terkait Rencana Reaktivasi Jalur KA Bandung–Ciwidey

“Melalui peningkatan akses jalan tol Soreang–Ciwidey–Rancabali, pengembangan cable car, serta reaktivasi jalur kereta Cikudapateuh–Ciwidey, kami ingin membuka konektivitas yang lebih baik bagi masyarakat dan wisatawan,” kata dia.

0 Komentar