Lembang Rawan Bencana Gegara Alih Fungsi Lahan, Pemerintah Dorong Bentuk Destana

Lembang Rawan Bencana Gegara Alih Fungsi Lahan, Pemerintah Dorong Bentuk Destana
Petugas gabungan mengevakuasi korban dalam simulasi bencana alam di Lembang, Bandung Barat. Rabu (12/11). Dok Jabar Ekspres/Suwitno
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Maraknya alih fungsi lahan di kawasan resapan air dan zona konservasi ekologis menjadikan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), semakin rentan dilanda bencana alam.

Kondisi itu diperparah dengan letak geografis wilayah yang berada tepat di atas Patahan Lembang, salah satu sesar aktif di Jawa Barat.

Untuk menekan risiko tersebut, Kecamatan Lembang kini resmi menggalakkan program Desa Tangguh Bencana (Destana) sebagai langkah mitigasi dan peningkatan kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana alam.

Baca Juga:Ciamis Kembali Jadi Percontohan Nasional, Rombongan dari Kalimantan Datang Belajar Kelola SampahTimur Kapadze Siap Tangani Timnas Indonesia, Negosiasi Disebut Sudah di Tahap Akhir

Ketua Apdesi Bandung Barat, Agus Karyana, mengatakan pembentukan Destana merupakan bentuk kesiapsiagaan aparatur kewilayahan dalam meminimalisir dampak bencana, terutama saat memasuki musim penghujan.

“Kami percaya bahwa Sesar Lembang itu ada. Itu yang harus disadari sebagai faktor alam dan lingkungan. Jadi kami harus terus mengedukasi masyarakat di Lembang tentang kebencanaan,” ujar Agus saat dihubungi, Rabu (12/11/2025).

Selain ancaman aktivitas sesar aktif, topografi Lembang yang berupa dataran tinggi dengan lereng curam membuat wilayah ini sangat rawan terhadap longsor.

Dari total 16 kecamatan di Bandung Barat, Lembang tercatat sebagai wilayah dengan risiko longsor dan banjir bandang tertinggi keempat dari sembilan kecamatan kategori rawan bencana.

Menurut Agus, perubahan fungsi lahan menjadi permukiman, vila, dan tempat wisata tanpa memperhatikan tata ruang dan daya dukung lingkungan menjadi pemicu utama meningkatnya kerentanan tersebut.

“Banyak kawasan hijau diubah menjadi permukiman, vila, hingga tempat wisata tanpa memperhatikan tata ruang dan daya dukung lingkungan,” katanya.

Padahal seluruh wilayah Lembang masuk dalam Kawasan Bandung Utara (KBU) yang berfungsi sebagai daerah tangkapan air bagi Cekungan Bandung.

Baca Juga:Piala Dunia 2026 Panggung Terakhir Cristiano Ronaldo!Ivar Jenner dan Rafael Struick Targetkan Emas SEA Games 2025

Ia menegaskan, pembentukan Destana juga harus diarahkan untuk menjaga keseimbangan alam agar perilaku manusia yang merusak lingkungan dapat dikendalikan.

“Alih fungsi lahan di Lembang harus dikurangi karena aktivitas itu membuat ekologis rusak dan menimbulkan banyak potensi bencana,” tegasnya.

Agus pun mendorong agar seluruh aktivitas pembangunan di kawasan KBU mengikuti aturan sesuai Peraturan Daerah (Perda) KBU.

“Pemerintah perlu memberikan edukasi kepada petani, pengusaha, hingga pelaku wisata agar memahami pentingnya menjaga keseimbangan alam,” imbuhnya.

0 Komentar