JABAR EKSPRES – Memasuki awal November 2025, harga sejumlah bahan pokok di Kota Bandung mulai menunjukkan kestabilan. Setelah sempat bergejolak akibat faktor cuaca dan siklus panen, kini sebagian besar komoditas berangsur turun dan pasar kembali terkendali.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar, memastikan situasi pasar tetap aman dan tidak menimbulkan gejolak harga yang berarti. Ia menjelaskan, stabilitas ini dipengaruhi oleh lancarnya pasokan dari hasil panen serta distribusi bantuan pangan yang memperkuat ketersediaan.
“Beras sebagai komoditas utama kini sudah stabil. Panen yang mulai masuk dan bantuan pangan yang terus disalurkan berhasil menahan potensi kenaikan harga,” ujar Gin Gin, Jumat (7/11/2025).
Baca Juga:Panik di Masjid Sekolah, Ledakan di SMA 72 Kelapa Gading Lukai Dua OrangBukan Sekadar Keberuntungan, Ini Rahasia Hodak Bawa Persib Taklukkan Selangor FC
Menurutnya, kestabilan harga beras menjadi penopang utama dalam menjaga inflasi pangan di tingkat kota. Selain itu, sejumlah komoditas yang sempat melonjak, terutama cabai, kini mengalami penurunan yang cukup tajam.
Harga cabai merah besar turun menjadi sekitar Rp60.000 per kilogram dari pekan sebelumnya yang mencapai Rp69.000. Sedangkan cabai rawit merah kini berada di kisaran Rp37.000 per kilogram, lebih rendah dari harga sebelumnya yakni Rp42.000.
“Penurunan ini disebabkan pasokan yang mulai lancar serta berkurangnya permintaan setelah puncak konsumsi beberapa waktu lalu,” jelasnya.
Meski begitu, DKPP mencatat adanya kenaikan harga pada sejumlah bahan pangan lain, seperti wortel dan ikan laut (terutama cumi serta udang). Kenaikan ini lebih disebabkan oleh faktor cuaca yang membatasi aktivitas melaut dan berakhirnya masa panen di daerah dataran tinggi.
“Fluktuasi tersebut masih dalam kisaran wajar dan tidak mengganggu ketersediaan pangan di Kota Bandung,” tambah Gin Gin.
Untuk telur ayam, harga cenderung stabil meskipun sempat naik tipis. Kenaikan itu dipicu oleh meningkatnya permintaan dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) pemerintah, yang banyak menggunakan telur dan wortel sebagai bahan utama.
“Permintaan meningkat serentak, jadi wajar jika harga sempat naik sesaat,” ujarnya.
Baca Juga:MBG Sasar 6,3 Juta Penerima di Jateng, Wapres Gibran dan Gubernur Luthfi Tinjau Langsung ke SekolahTerungkap! Juara Piala Dunia Bukan Mimpi Besar Ronaldo!
Secara keseluruhan, DKPP bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terus melakukan pemantauan rutin di pasar tradisional maupun ritel. Tujuannya agar harga pangan tetap stabil dan inflasi tetap terkendali.
