JABAR EKSPRES – Kota Bandung kembali mencatat capaian positif dalam pembangunan manusia. Berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat tahun 2025, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Bandung mencapai 84,66 poin, naik dibandingkan tahun sebelumnya dan menempatkan Kota Bandung dalam kategori “sangat tinggi”.
Capaian tersebut sekaligus memperkuat posisi Bandung sebagai salah satu daerah dengan IPM tertinggi di Jawa Barat. Kenaikan ini mencerminkan perbaikan pada tiga dimensi utama pembangunan manusia, yakni kesehatan, pendidikan, dan standar hidup layak.
Namun, Ekonom UPI, Adib Sultan menilai peningkatan IPM tersebut harus diikuti dengan pemerataan kualitas hidup di seluruh wilayah kota.
Baca Juga:Pemerintah Klaim Angka Pengangguran Turun Signifikan pada Agustus 2025, Benarkah? Program Speling Efektif untuk Skrining Penderita Tuberkulosis di Jawa Tengah
“Angka 84,66 poin memang membanggakan, tapi yang lebih penting adalah pemerataan. Jangan sampai kemajuan hanya terjadi di pusat kota, sementara wilayah pinggiran masih tertinggal,” ujarnya saat dihubungi, Kamis (6/11).
Menurutnya, capaian IPM Bandung tidak lepas dari perbaikan layanan kesehatan dan meningkatnya daya beli masyarakat. Harapan hidup warga Bandung terus naik, sementara pengeluaran riil per kapita juga menunjukkan peningkatan.
Di sisi lain, kata dia, dimensi pendidikan masih menjadi pekerjaan rumah yang harus digarap serius.
“Rata-rata lama sekolah di Bandung masih berkisar di angka 11 tahun. Itu artinya, banyak warga yang belum menamatkan pendidikan menengah atas. Pemerintah perlu memperkuat akses dan kualitas pendidikan agar peningkatan IPM berkelanjutan,” ujarnya.
Adib juga menyoroti adanya kesenjangan pembangunan antara kawasan pusat kota dan wilayah pinggiran seperti Gedebage, Ujungberung, dan Cibiru. Ia menyebut, daerah-daerah tersebut masih menghadapi tantangan berupa keterbatasan akses pendidikan, sanitasi, dan fasilitas kesehatan.
“IPM tinggi bisa menipu kalau tidak dibarengi pemerataan. Di pusat kota layanan publik lengkap, tapi di pinggiran banyak warga yang belum menikmati fasilitas yang sama,” katanya.
Menurutnya, Pemkot Bandung harus memastikan bahwa peningkatan indeks ini benar-benar berdampak pada kehidupan masyarakat secara luas, terutama kelompok rentan dan berpendapatan rendah.
Baca Juga:Menkeu Purbaya Bakal Legalkan Rokok Ilegal Mulai Desember: Saya Tidak Mau Rugi!Jalan Baru Pelaku Usaha Thrifting, Prabowo: Pertimbangkan Substitusi Produk
Lebih lanjut, ia menilai peningkatan IPM tidak bisa hanya mengandalkan proyek infrastruktur, tetapi perlu mendorong transformasi pembangunan manusia melalui pendidikan vokasi, pelatihan keterampilan, dan pemberdayaan ekonomi lokal.
