JABAR EKSPRES – Pemerintah bakal memadukan Kelas Migran dan Sekolah Rakyat, untuk mendongkrak kesiapan masyarakat yang ingin bekerja ke luar negeri.
Kelas Migran ada di bawah naungan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI), sementara Sekolah Rakyat ada di bawah naungan Kementerian Sosial.
Saat ini Sekolah Rakyat sudah ada 166 titik yang beroperasi mulai dari SD, SMP, hingga SMA. Tercatat lebih dari 6.700 siswa di tingkat SMA, pendidikan di sekolah rakyat bisa lebih fokus karena salah satunya berkonsep asrama.
Baca Juga:Gus Ipul: 166 Kepala Sekolah Rakyat Siap DilantikGus Ipul Pastikan Perlengkapan Siswa Sekolah Rakyat Selesai November 2025
Sementara Kelas Migran punya keunggulan dalam hal penyiapan tenaga kerja yang ingin ke luar negeri. Kelas tersebut memiliki modul jelas, termasuk dalam strategi penempatan dan modal penguatan bahasa asing.
Kemensos dan KemenP2MI telah bersepakat untuk memadukan dua program pendidikan khusus itu. Menteri P2MI Mukhtarudin menjelaskan bahwa sinergi tersebut bukan sekadar perluasan kerja sama administratif, melainkan penggabungan visi untuk menghadirkan pendidikan yang lebih inklusif bagi para calon pekerja migran Indonesia.
“Ini kan bentuk pelayanan negara, khususnya masyarakat yang ingin kerja ke luar negeri,” jelasnya.
Mukhtarudin menyebut Kelas Migran akan menjadi bagian dari sistem pembelajaran komunitas di bawah payung Sekolah Rakyat. Artinya, program tersebut dirancang agar para siswa yang ingin bekerja di luar negeri memiliki akses untuk melatih keterampilan dan mempelajari bahasa asing.
“Nantinya juga bisa diperdalam seputar isu-isu pekerja migran, sehingga masyarakat bisa lebih matang,” katanya.
Sementara itu, Menteri Sosial Saifullah Yusuf juga merespon baik kolaborasi tersebut. Ia menegaskan komitmen Kemensos untuk memperkuat sinergi dan memperluas jangkauan pendidikan melalui Sekolah Rakyat, termasuk bagi calon pekerja migran tanah air.
“Pembelajaran sejak dini kepada anak-anak di Sekolah Rakyat yang ingin kerja ke luar negeri tentu baik,” jelasnya, Kamis (6/11).
Baca Juga:Empat Siswa Mundur, Bukti Sekolah Rakyat Bandung Barat Perlu Pendekatan Lebih AdaptifKebutuhan Mendesak, Pembangunan 2 Sekolah Rakyat Permanen Terus Didorong Pemkab Bandung!
Kerja di luar negeri menjadi salah satu langkah untuk menekan pengangguran di tanah air. Update terbaru dari Badan Pusat Statistik misalnya, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada periode Agustus 2025 ada di angka 4,85 persen.
