“Beberapa anggota kami sudah mengikuti pelatihan rescue. Mereka ini kemudian mengajarkan kembali kepada anggota lain untuk memperluas kemampuan. Jadi kolaborasi dan sinergi ini terus kita kembangkan,” kata Niko.
Adapun total personel yang dilibatkan dalam apel siaga tersebut mencapai 664 orang dari berbagai unsur.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Cimahi, Adhitia Yudhistira, mengungkapkan bahwa sepanjang tahun 2025, jumlah kejadian bencana di Indonesia mencapai lebih dari 2.600 kasus.
Baca Juga:Longsor Terjang Rongga KBB, 42 Keluarga Terpaksa MengungsiCimahi Siaga Cuaca Ekstrem, BPBD Terapkan Sistem Jaga 24 Jam Hadapi Ancaman Banjir dan Longsor
Di Cimahi sendiri, mayoritas bencana yang terjadi adalah jenis hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan bangunan roboh.
“Kalau di Cimahi ini didominasi oleh bencana hidromet, geo-hidrometeorologi yang belakangan juga beberapa kali terjadi. Nah, itu menjadi perhatian,” jelas Adhitia.
Ia menilai apel siaga ini penting untuk menumbuhkan kesadaran kolektif dan memperkuat kolaborasi lintas sektoral.
“Acara hari ini luar biasa, karena dalam memitigasi bencana kita perlu kesadaran kolektif dan kolaborasi lintas sektoral, baik dengan Forkopimda maupun dengan wilayah tetangga,” ujarnya.
Adhitia juga menegaskan bahwa Pemerintah Kota Cimahi telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mengatasi banjir yang kerap melanda daerah rawan seperti Cipageran dan Cimindi.
“Untuk penanganan banjir, normalisasi drainase akan kita mulai tahun depan. Bahkan beberapa titik banjir yang beririsan dengan wilayah Kabupaten Bandung Barat, contoh di RW 28 Cipageran, juga akan kita kerjakan bersama. Alhamdulillah disambut baik oleh Pemerintah Kabupaten Bandung Barat untuk berkolaborasi,” katanya.
Terkait kawasan Cimindi yang dikenal kerap tergenang setiap musim hujan, pemerintah menyiapkan dua langkah strategis, penertiban bangunan liar di sekitar aliran air dan perbaikan sistem pintu air.
Baca Juga:Mitigasi Pergerakan Tanah di Cimahi, BPBD Ungkap Ini PenyebabnyaLewat Peta Mosipena, BNPB Perkuat Edukasi Kesiapsiagaan Gempa di Jalur Sesar Lembang
“Di Cimindi banjir Jalan Industri itu pertama, kita akan mengadakan penertiban bangli yang ada di sana. Yang kedua adalah menyelesaikan kajian tentang pintu air yang sering menjadi penyebab utama banjir,” tandas Adhitia. (Mong)
