Berkat teknolgi pengeringan itu, biaya yang biasanya digunakan untuk proses pengeringan yang lama bisa dialihkan untuk membeli hasil kopi dengan harga lebih tinggi. Misalkan biasanya ceri kopi Rp16 ribu per kilogram, melalui konsep sosial ini bisa dibeli dari petani dengan harga Rp17 ribu sampai Rp18 ribu per kilogram.
Kerjasa sama yang dibangun oleh PT PGE tersebut tentu diharapkan Deden bisa terus berkelanjutan, sehingga secara berkala memberikan pelatihan budidaya, kemudian pupuk, dan juga bibit untuk peluasan lahan.
Cara berbisnis yang dilakukan Deden bersama PT PGE itu dapat mempersempit kesenjangan petani dengan produsen.
Baca Juga:Sumpah "Sehat” Pemuda 6.0Menko PMK: Stunting dan TBC jadi Permasalahan Mendasar Kesehatan
“Saya ingin mempersempit kesenjangan petani dengan produsen. Jangan produsen saja yang semakin kaya, tapi petani juga harus kaya,” katanya.
Pemanfaatan panas bumi untuk pengeringan kopi berbasis bisnis sosial itu tidak hanya oleh Deden. Ada pebisnos kopi lainnya yakni pemilik Asli Kopi Kamojang Arabika (Akkar) Aki Undang (72) yang memiliki kedai di sekitar PT PGE, Desa Laksana, Kecamatan Ibun, Bandung.
Aki Undang mendukung adanya inovasi pengeringan kopi dengan metode panas bumi karena membantu mempercepat pengeringan dibandingkan dengan proses penjemuran.
Selain Undang, pelaku usaha kopi dari Kampung Legok Pulus, Desa Sukakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut juga juga memanfaatkan panas bumi untuk proses pengeringan kopi.
Dia adalah Ahmad Nur Fathurodin yang menilai keberadaan geothermal dry house itu telah memudahkan dalam proses pengeringan ceri kopi tanpa penjemuran panas matahari.
Menurut dia teknologi itu masih terus perlu dikembangkan agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Juga bisa lebih diperluas tempatnya yang saat ini baru mampu menampung 6 sampai 8 ton ceri kopi.
Kopi dari hasil pengeringan kopi itu, menurut Ahmad, memiliki pasar yang bagus, seperti halnya kopi yang dibuatnya dengan merk Penyoeka Kopi telah banyak dinikmati penikmat kopi dalam dan luar negeri. Dia sudah mengirimkan produknya ke Korea Selatan, kemudian selanjutnya rencana ke Taiwan dan Australia.
Baca Juga:Wapres Ikut Cek Kesehatan Gratis di Puskesmas MentengPanglima TNI Pastikan Pengawasan Melekat untuk Hindari Keracunan MBG
“Penikmat kopi itu biasanya senang ceritanya, dan ini ada ceritanya kopi geotermal yang diklaim satu-satunya di dunia,” katanya.
