“Penikmat kopi itu biasanya senang ceritanya, dan ini ada ceritanya kopi geotermal yang diklaim satu-satunya di dunia,” katanya.
Inovasi baru yang dikembangkan PT PGE dengan pelaku usaha kopi tersebut mendapatkan dukungan dari Dinas Pertanian Kabupaten Garut karena telah membantu mempercepat proses pengeringan yang hasilnya memberikan keuntungan bagi petani.
Dukungan itu membantu petani bisa lebih cepat dalam penyediaan barang ketika ada permintaan pasar dengan jumlah besar dan juga bisa menjaga kualitas kopi secara konsisten, dan tidak mudah terserang jamur akibat lama disimpan.
Dipatenkan
Baca Juga:Sumpah "Sehat” Pemuda 6.0Menko PMK: Stunting dan TBC jadi Permasalahan Mendasar Kesehatan
Inovasi pengeringan kopi itu bagian dari praktik terbaik dalam pemanfaatan energi baru dan terbarukan yang meraih penghargaan di ajang ASEAN Renewable Energy Project Awards 2024 untuk kategori off-grid thermal yang digelar di Vientiane, Laos.
Penghargaan ditujukan untuk mempromosikan inisiatif-inisiatif clean coal technology (CCT), efisiensi energi, dan pengembangan energi terbarukan sekaligus mengapresiasi praktik-praktik terbaik dalam pengembangan energi.
Inovasi PT PGE itu sudah resmi memiliki Sertifikat Paten Sederhana tahun 2024 dari Kementerian Hukum dan HAM sebagai bukti klaim pertama mengembangkan inovasi tersebut di Indonesia bahkan dunia.
Kini hasil dari kopi itu terus mengembangkan pemasarannya secara global, seperti saat ini kopi produknya sudah bisa diekspor ke Jerman dan Jepang tahun 2025, dan ada potensi pasar lain yakni Arab Saudi, Korea Selatan, dan Uni Emirat Arab.
kan uap buangan sebagai sumber panas alternatif pertama di dunia untuk proses pengeringan ceri kopi secara efisien dan ramah lingkungan, serta mendukung ekonomi sirkular berbasis energi bersih.
Di sana terdapat dua bangunan sederhana tak berdinding kayu, baja ringan, dan plastik bening penutup ruangan agar kedap udara. Tapi cahaya matahari tetap bisa menembus ruangan yang dilengkapi perangkat pengatur suhu ruangan agar bisa diatur antara 33 sampai 50 derajat celcius,
Tempat tersebut mampu mengeringkan 6 ton ceri kopi yang beroperasi 24 jam dengan kemampuan proses pengeringan tiga kali lipat lebih cepat dibandingkan cara lama penjemuran konvensional memanfaatkan panas matahari.
Bernilai ekonomis
Baca Juga:Wapres Ikut Cek Kesehatan Gratis di Puskesmas MentengPanglima TNI Pastikan Pengawasan Melekat untuk Hindari Keracunan MBG
Bagi Moh Ramdan Reza, keberadaan rumah pengeringan panas bumi di Kamojang telah banyak membantu menjalankan usaha kopinya, terutama dalam proses pengeringan yang lebih cepat dan lebih ringan biaya operasionalnya.
