Qatar Kecewa atas Pelanggaran Gencatan Senjata di Gaza, Serukan Koordinasi dengan AS

Qatar Kecewa atas Pelanggaran Gencatan Senjata di Gaza
Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani (SUMBER FOTO: X/MBA_AlThani_)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani, menyatakan rasa kecewa dan frustrasi mendalam terhadap pelanggaran gencatan senjata yang kembali terjadi di Jalur Gaza pada Rabu (29/10).

Dalam keterangannya, Al-Thani menegaskan bahwa Qatar segera melakukan koordinasi penuh dengan Amerika Serikat untuk merespons situasi tersebut. Ia menyebut bahwa selama masa gencatan senjata berlangsung, masih banyak pelanggaran yang terjadi, meskipun sebagian besar tidak dilaporkan karena dianggap berskala kecil.

“Namun, pelanggaran kemarin, sejujurnya, sangat mengecewakan dan membuat frustrasi bagi kami. Kami berusaha untuk menahannya, dan kami segera memobilisasi koordinasi penuh dengan AS setelah kejadian ini,” ujarnya.

Baca Juga:Prediksi Harga Emas November 2025: Berpotensi Naik Hingga Rp 3 Juta per GramApa Itu Flu Singapura? Intip Cara Membedakannya dari Flu Biasa

Ia menambahkan bahwa Washington juga menunjukkan komitmen terhadap perjanjian gencatan senjata yang telah disepakati.

“Kami melihat bahwa AS juga berkomitmen pada kesepakatan ini,” ujarnya.

Al-Thani mengungkapkan bahwa insiden yang terjadi pada Selasa (28/10) diduga merupakan pelanggaran dari pihak Palestina. Namun, Hamas membantah tuduhan melakukan serangan yang menewaskan seorang tentara Israel di kota Rafah, Gaza bagian selatan.

“Kami belum dapat memastikannya. Kami belum memiliki verifikasi apakah ini benar atau tidak,” ujar Al-Thani.

Meski demikian, ia menekankan bahwa Qatar tetap berfokus pada upaya mempertahankan gencatan senjata dan mendorong semua pihak untuk menahan diri.

“Saya yakin apa yang terjadi kemarin merupakan pelanggaran,” tambahnya.

Ia menambahkan bahwa kedua pihak yang terlibat telah sepakat untuk tetap melanjutkan gencatan senjata dan berkomitmen mematuhi kesepakatan yang telah disetujui.

Pernyataan Al-Thani muncul setelah laporan dari Kementerian Kesehatan Gaza yang menyebutkan bahwa tentara Israel telah menewaskan lebih dari 100 warga Palestina sejak Selasa malam. Di antara korban tersebut terdapat 46 anak-anak, sementara 253 orang lainnya mengalami luka-luka, termasuk 78 anak dan 84 perempuan.

Baca Juga:Banjir Parah Terjang Vietnam Tengah, 10 Tewas dan Ribuan Warga DievakuasiTenis Meja Indonesia Kembali ke Ajang Internasional Lewat AYG Bahrain 2025

Data kementerian juga mencatat bahwa sejak gencatan senjata diberlakukan pada 10 Oktober, sedikitnya 211 orang tewas dan 597 lainnya terluka akibat serangan Israel.

Sejak awal agresi pada Oktober 2023, jumlah korban jiwa di Gaza telah melampaui 68.000 orang, mayoritas perempuan dan anak-anak. Serangan udara tanpa henti yang dilakukan Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza, menjadikannya hampir tidak layak huni, serta menyebabkan kelaparan dan wabah penyakit di kawasan tersebut.*

0 Komentar