JABAR EKSPRES – Memasuki puncak musim hujan, Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (KBB) menetapkan status siaga bencana. Langkah ini diambil setelah BPBD mencatat ratusan kejadian longsor, banjir, dan cuaca ekstrem yang menimpa wilayah tersebut sepanjang 2025.
Berdasarkan rekapitulasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB, dari Januari hingga 26 Oktober 2025, tercatat sebanyak 277 bencana alam terjadi di berbagai wilayah. Rinciannya meliputi 117 kejadian tanah longsor, 115 cuaca ekstrem, 17 pergerakan tanah, serta 23 banjir dan banjir bandang.
Bencana hidrometeorologi tersebut mengakibatkan dampak cukup besar. Sebanyak 87 rumah rusak berat, 110 rumah rusak sedang, dan 245 rumah rusak ringan. Selain itu, kerusakan juga dialami sejumlah fasilitas umum, di antaranya lima sekolah, delapan jembatan, tiga masjid, dan 30 ruas jalan.
Baca Juga:Janji Gizi Berujung Krisis, Program MBG Kembali Picu Keracunan di Sekolah Bandung BaratBelajar dan Mengabdi: Cara Intan Cahya Rachmat ASN Bandung Barat Mengucap Sumpah Pemuda
BPBD juga mencatat, tiga orang meninggal dunia akibat longsor dan banjir bandang, serta satu orang luka-luka terdampak cuaca ekstrem. Jumlah warga yang terdampak mencapai 2.092 jiwa, dengan 394 jiwa terancam, terutama di kawasan rawan longsor. Adapun 2.304 jiwa lainnya sempat terendam banjir dan longsor.
Bupati Bandung Barat Jeje Ritchie Ismail mengatakan, pihaknya sudah menginstruksikan seluruh instansi terkait untuk meningkatkan kewaspadaan dan mempercepat penanganan di titik-titik bencana.
“Saya sudah instruksikan BPBD, Dinas Sosial, PUTR, dan para camat di wilayah rawan bencana untuk terus siaga, mempercepat penanganan, serta mengantisipasi bencana susulan karena curah hujan masih tinggi,” singkat Jeje di Ngamprah, Rabu (29/10/2025).
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD KBB Asep Sehabudin menuturkan, pihaknya terus melakukan langkah tanggap darurat di sejumlah titik terdampak, mulai dari pembersihan material longsor hingga penyaluran bantuan logistik.
“Kami memang sudah mulai siaga menghadapi potensi bencana alam yang meningkat saat hujan deras mengguyur wilayah Bandung Barat,” ujarnya saat dikonfirmasi.
Asep juga mengingatkan masyarakat di daerah rawan longsor dan banjir untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama saat intensitas hujan tinggi.
“Bencana bisa datang kapan saja. Kalau hujan deras dan dirasa berisiko, sebaiknya mengungsi sementara ke rumah keluarga atau tempat aman lainnya,” imbaunya.
Baca Juga:Bupati Bandung Barat Perintahkan Seluruh OPD Siaga Hadapi Bencana Musim HujanTerlibat Kasus Dugaan Rudapaksa dan Penelantaran, Siswa SMA di Bandung Barat Diringkus Polisi
Dalam dokumen Kajian Risiko Bencana Kabupaten Bandung Barat, luas wilayah berpotensi banjir mencapai 23.171 hektare, dengan klasifikasi bahaya tinggi. Wilayah Gununghalu, Cipongkor, Cililin, dan Lembang menjadi daerah dengan risiko tertinggi. Selain faktor curah hujan dan topografi, alih fungsi lahan disebut turut memperburuk potensi bencana di kawasan tersebut.
