JABAR EKSPRES – Anggota Komisi V DPR RI Mulyadi bercerita perihal pembangunan jalan tol wilayah Puncak, Bogor, yang akan terus berlanjut.
Pada periode sebelumnya, Mulyadi kerap kali menerima keluhan terkait kemacetan jalan di wilayah Puncak dari masyarakat.
“Saya waktu di komisi V di periode sebelumnya, selalu dikomplain warga terkait macet,” kata Mulyadi di Megamendung, Selasa (28/10/2025).
Baca Juga:Weekend Terakhir Libur Lebaran, Jasamarga Berlakukan Contraflow di KM 44 – 46 Tol Jagorawi arah Puncak Rekayasa Lalu Lintas Contraflow di Tol Jagorawi Arah Puncak, Antisipasi Lonjakan Volume Kendaraan
Menyikapi hal itu, dirinya mengusulkan beberapa pilihan yakni, membuat underpass atau flyover maupun bundaran di titik jalan yang sering terjadi kemacetan lalu lintas tetapi sulit untuk dilakukan.
“Di titik-titik macet biasanya dibuat underpass, atau flyover, membuat bundaran, merelokasi titik-titik yang menjadi sumber macet, termasuk pelebaran, itu susah,” ucapnya.
“Bahkan saya mengusulkan yang lebih ekstrem, jalur Puncak eksisting di atasnya ada jalur utara dan selatan, itu ternyata susah juga karena banyak vila dan seterusnya,” sambung dia.
Hingga, terdapat kajian, apabila membuat jalur dari Bogor – Ciawi – Sukabumi membuat jalan pintas. Terdapat tiga jalan pintas yakni, Caringin ke Gunung Mas, Hanjawar – Cipanas, dan Cipanas – Cianjur.
Kajian tersebut, kata dia, melibatkan masyarakat hingga penggiat lingkungan agar kawasan Puncak tidak kehilangan ciri khasnya.
“Akhirnya ada kajian, bagaimana kalau misalnya Bogor – Ciawi – Sukabumi dibuat shortcut, ada tiga.. dari Caringin masuk ke Gunung Mas, Hanjawar – Cipanas, Cipanas – Cianjur,” jelas Mulyadi.
Mulyadi melanjutkan, perihal kekhawatiran adanya jalan tol dapat merusak alam akan ada kajian dengan studi kelayakan.
Baca Juga:Atasi Kemacetan, Contraflow di Tol Jagorawi Arah Puncak Bogor DihentikanPembangunan Tol Puncak Akan Didesain Seperti Tol Cisumdawu
Ia menambahkan, selama titik temu pembangunan tol masih ada maka pembangunan tersebut akan tetap berlanjut.
Sebagai contoh, lanjutnya, bila kawasan Puncak dibiarkan macet dan tidak ada solusi, asap dari kendaraan dapat menyebabkan polusi udara di wilayah tersebut.
“Selama titik temu itu ada, lanjut, tetapi sederhananya, tetapi selama di Puncak dibiarkan macet, tidak ada solusi, apakah knalpot yang mengeluarkan emisi tidak menjadi polusi udara di Puncak? Jadi kita terus mencari titik temu, memang ada berbagai komplain, tetapi itu tidak apa-apa, dinamika,” pungkasnya.
