JABAR EKSPRES – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat kejadian cuaca ekstrem, atau bencana Hidrometeorologi yang belum lama ini terjadi di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Diketahui, bencana angin puting beliung sempat menerjang wilayah Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung pada Minggu, 5 Oktober 2025.
Melalui informasi yang dihimpun Jabar Ekspres, bencana angin puting beliung tersebut, memporak porandakan sedikitnya dua desa, yakni Desa Bojongsoang dan Desa Lengkong sekira pukul 14.00 WIB.
Baca Juga:Bandung Raya Diselimuti Suhu Dingin, BMKG Imbau Masyarakat Waspadai Potensi Cuaca EkstremGempa Beruntun Guncang Sukabumi, BMKG: Dipicu Aktivitas Sesar Aktif, Bukan Geothermal
Terkait munculnya angin puting beliung, Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu mengatakan, pihaknya telah mencatat dan menganalisa cuaca ekstrem tersebut.
“Analisis cuaca sementara, suhu muka laut di sebagian wilayah perairan Indonesia relatif hangat, mengindikasikan suplai uap air di wilayah Jawa Barat,” katanya kepada Jabar Ekspres, Senin (6/10).
Adapun Dipole Mode Index (DMI), ucap Rahayu, yakni bernilai -1,24 (negatif), sehingga berpotensi meningkatkan aktivitas atau pola konvektif di wilayah Indonesia bagian Barat.
“Kelembapan udara di wilayah Jawa Barat masih cukup lembap, yakni pada lapisan 850 -700 mb (milibar) berkisar antara 40-90 persen,” ucapnya.
Rahayu atau akrab disapa Ayu menerangkan, terkait labilitas atmosfer secara umum, berada pada kategori ringan hingga sedang, mengindikasikan adanya potensi pembentukan awan konvektif disertai petir pada skala lokal.
Perlu diketahui, hidrometeorologi merupakan bencana alam yang terkait dengan fenomena iklim, cuaca, dan perairan seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, dan kekeringan.
Bencana hidrometeorologi ini dapat berpotensi menyebabkan hilangnya nyawa, kerusakan properti, dan gangguan sosial akibat perubahan atmosfer, hidrologi, dan oseanografi.
Baca Juga:Gempa Beruntun Guncang Sukabumi, BMKG: Dipicu Aktivitas Sesar Aktif, Bukan GeothermalKapan Musim Hujan 2025 Berakhir? Ini Prediksi Lengkap BMKG
Bencana hidrometeorologi ini, disebabkan oleh fenomena alam yang berinteraksi dengan atmosfer, air, dan lautan.
Adapun faktor-faktor seperti fenomena El Nino (menyebabkan kekeringan) dan La Nina (meningkatkan curah hujan dan potensi banjir), dapat memengaruhi cuaca dan iklim di Indonesia termasuk Jawa Barat.
Oleh karenanya, Ayu mengimbau, agar masyarakat dan instansi terkait bisa waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologis, alias dampak cuaca ekstrem.
“Waspadai seperti hujan lebat hingga sangat lebat dalam skala lokal, serta angin kencang yang dapat mengakibatkan dampak seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, serta kerusakan lainnya,” terang Ayu.
