Ketika Nicholas Saputra Dihukum Rasa Bersalah dalam Film Tukar Takdir

Ketika Nicholas Saputra Dihukum Rasa Bersalah dalam Film Tukar Takdir
Ketika Nicholas Saputra Dihukum Rasa Bersalah dalam Film Tukar Takdir
0 Komentar

JABAR EKSPRES — Mouly Surya kembali hadir dengan karya terbaru yang menyegarkan, Tukar Takdir. Sebuah film drama petaka pesawat persembahan Starvision dan Cinesurya, bekerja sama dengan Legacy Pictures, yang tayang di bioskop mulai 2 Oktober 2025.

Menjelang tayang, film Tukar Takdir merilis official trailer yang mengikuti kisah Rawa (Nicholas Saputra), satu-satunya penumpang pesawat yang selamat dari petaka Jakarta Airways 79. Penerbangan Jakarta Airways 79 hilang kontak dan ketika ditemukan, Rawa adalah satu-satunya penumpang yang selamat membawa pulang luka-luka dan trauma.

Selain menjadi saksi dalam investigasi jatuhnya pesawat, Rawa juga menjadi penyambung duka maupun amarah putri tunggal dari pilot, Zahra (Adhisty Zara) dan istri penumpang yang bertukar tempat duduk dengannya, Dita (Marsha Timothy).

Baca Juga:Telkom Raih The Best State Owned Enterprise 2025 dalam Ajang “Indonesia Economic Summit 2025”Haraku Ramen Hadir di 23 Paskal, Sajikan Inovasi Bara Ramen dan Ramenini Cappuccini

Official trailer Tukar Takdir mengikuti perjalanan Nicholas Saputra sebagai Rawa yang justru dihukum rasa bersalah. Ia selalu memendam pertanyaan mengapa hanya dirinya yang selamat.

Hukuman rasa bersalah itu semakin bertambah saat ia bertemu dengan keluarga dari para korban Jakarta Airways 79 seperti Dita yang meluapkan amarah, serta Zahra yang masih terus berduka. Namun, di antara perasaan-perasaan itu, ada yang janggal. Simpati yang berujung pada empati, dan pada akhirnya membawa sepercik romansa.

Diadaptasi dari novel berjudul sama karya Valiant Budi, film Tukar Takdir akan menjadi sajian segar dan baru untuk perfilman Indonesia yang mengangkat tentang drama petaka pesawat. Sebuah tema cerita yang relevan dengan penonton Indonesia, dan belum banyak dieksplorasi oleh sineas Indonesia.

Produser Tukar Takdir Chand Parwez Servia, mengatakan Tukar Takdir hadir dengan genre yang baru di perfilman Indonesia. Pesawat tentunya menjadi transportasi umum yang sudah sangat familiar dengan kita, termasuk berbagai peristiwa yang terjadi, di antaranya petaka yang merenggut korban jiwa. Membuat film drama petaka pesawat tentunya bukan hal yang mudah.

“Semoga karya ini bisa menjadi cerminan baru bagi kita, melalui pergulatan emosi dari para karakternya yang harus menghadapi trauma dan melanjutkan kehidupan,” ujar Chand Parwez Servia, Jum’at (3/10/2025).

Ia menjelaskan, film Tukar Takdir diproyeksikan untuk diproduksi sejak 2019, akhirnya rilis tahun ini. Film ini juga terpilih untuk menjadi bagian dari Asian Contents & Film Market (ACFM), yang menjadi bagian dari Busan International Film Festival (BIFF) 2025. ACFM akan berlangsung pada 20–23 September 2025.

0 Komentar