JABAR EKSPRES – Suasana mencekam menyelimuti SMPN 4 Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, pasca puluhan siswa mengalami dugaan keracunan massal. Insiden ini terjadi usai mereka menyantap makanan bergizi gratis (MBG) pada Senin (29/9/2025). Kapolres Ciamis, AKBP Hidayatullah, mengonfirmasi bahwa pihaknya masih mendalami kasus ini secara intensif.
Hingga hari Selasa (30/9/2025), perkembangan terbaru menunjukkan bahwa jumlah siswa yang masih harus menjalani perawatan medis telah berkurang signifikan. Kapolres Hidayatullah menyampaikan bahwa hanya tersisa lima orang siswa yang masih dirawat. Rinciannya, satu orang di Puskesmas Banjarsari, dua orang di Puskesmas Pamarican, dan dua orang lagi di RSUD Banjar. Ia menyampaikan kabar gembira mengenai kondisi kesehatan para korban.
“Alhamdulillah kondisi anak-anak sudah membaik. Tinggal lima orang yang masih dirawat. Mudah-mudahan tidak terjadi lagi, karena tujuan program MBG ini sejatinya membantu masyarakat meningkatkan gizi anak-anak kita agar ke depan lahir generasi penerus bangsa yang hebat,” ujar Kapolres Hidayatullah.
Baca Juga:Disdik Irit Bicara Soal Usulan Penghentian Sementara MBG85 Dapur SPPG di Bandung Barat Belum Kantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi!
Sebagai langkah respons cepat dan preventif, pihak berwenang telah mengambil tindakan tegas terhadap dapur penyedia makanan yang diduga menjadi sumber masalah. Kapolres menegaskan bahwa operasional dapur tersebut telah dihentikan sementara.
“Sudah keluar surat dari Badan Gizi Nasional untuk pemberhentian sementara operasional dapur yang bersangkutan,” tegasnya.
Pembekuan ini dilakukan menunggu hasil penyelidikan yang komprehensif untuk memastikan akar permasalahan dan mencegah terulangnya kejadian serupa.
Di sisi lain, proses penyelidikan forensik dan pidana terus digalakkan. Kapolres Hidayatullah menambahkan bahwa penyelidikan melibatkan sejumlah pihak ahli untuk mengungkap penyebab pasti keracunan.
“Masih dalam penyelidikan. Kita dalami apakah ada unsur kelalaian atau kesengajaan. Tentu ini butuh waktu, tidak bisa selesai dalam satu hingga dua hari. Kami bekerja sama dengan Puslabfor (Pusat Laboratorium Forensik), bahkan Bareskrim sudah menurunkan tim,” jelasnya.
Hal ini menunjukkan keseriusan aparat dalam menangani kasus yang melibatkan keselamatan puluhan anak sekolah tersebut.
Kejadian bermula pada Senin pagi, sekitar pukul 10.00 WIB, usai puluhan siswa kelas VII dan VIII menyantap menu MBG yang terdiri dari ayam goreng, sayuran, tahu, dan lauk pendamping lainnya. Tak lama kemudian, sebanyak 52 siswa mulai mengeluhkan gejala-gejala tidak wajar.
