JABAR EKSPRES – Kasus yang menyeret nama KH Masturo Rohili, seorang tokoh agama sekaligus pemilik yayasan di Bekasi, terus menjadi sorotan publik. Setelah muncul pengakuan dari Zulfa dan Salwa terkait dugaan tindakan tidak pantas yang mereka alami, kini warganet kembali dihebohkan dengan isu baru.
Beredar kabar adanya rekaman CCTV berdurasi 2 menit 30 detik yang disebut memperlihatkan momen antara KH Masturo Rohili dengan Zulfa. Isu ini langsung memicu rasa penasaran publik hingga ramai dibicarakan di media sosial, terutama di TikTok.
Sejumlah akun TikTok bahkan mengklaim sudah melihat video tersebut. Komentar-komentar yang beredar makin menambah panas isu ini:
Baca Juga:Cara Dapatkan Diskon Tiket Kereta Api Cuma Rp80 Ribu, Buruan! Flash Sale Spesial HUT ke-80 KAI Cuma 1 JamCicilan KUR BRI September 2025 Terbaru: Pinjam Rp100 juta Bayar Cuma Rp101 ribuan
- “Sedih banget, liat di akun lipaws,” tulis akun @kunay018_.
- “Rekamannya ada, udah tangkep aja,” ujar akun @niaputribalaraja.
- “Dah liat rekaman CCTV-nya di tiktoknya fkan,” klaim akun @fankalyn.
- “Barusan liat di tiktoknya fakn,” sambung akun @putr4.
Akibat ramainya komentar tersebut, banyak warganet yang kemudian berburu link asli video CCTV 2 menit 30 detik Zulfa X KH Masturo Rohili di berbagai platform. Bahkan, beberapa situs abal-abal mulai memanfaatkan situasi dengan menyebarkan tautan yang tidak jelas kebenarannya.
Meski isu rekaman CCTV ini menjadi trending, faktanya hingga kini belum ada bukti resmi yang menunjukkan keberadaan video tersebut. Konten yang jelas beredar hanyalah rekaman saat Zulfa memberikan pengakuan di hadapan keluarga besarnya.
Dalam pengakuan itu, Zulfa menceritakan pengalaman pahit yang ia alami. Namun, publik justru dibuat terkejut ketika sang ibu lebih memilih membela suaminya ketimbang mempercayai keterangan anaknya.
Pakar digital mengingatkan agar masyarakat tidak mudah percaya dengan link yang mengklaim menyebarkan rekaman CCTV viral tersebut. Sebab, sebagian besar tautan justru berpotensi mengandung penipuan, malware, atau jebakan phishing yang bisa membahayakan data pribadi.
Masyarakat diimbau lebih bijak dalam menyikapi isu ini dan menunggu pernyataan resmi dari pihak berwenang.
