JABAR EKSPRES – Kebijakan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa yang menyalurkan dana sebesar Rp200 triliun melalui Bank Himbara mendapat sorotan dari berbagai pihak, termasuk pengurus Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih di tingkat kelurahan.
Dana yang bersumber dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) Bank Indonesia tersebut dinilai sebagai langkah strategis untuk memperkuat sektor keuangan nasional. Namun, efektivitas kebijakan ini terhadap koperasi di daerah masih menjadi tanda tanya besar.
Ketua KopdesMerah Putih Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Gani Abdul Rahman, menegaskan bahwa kebijakan ini seharusnya menjadi peluang bagi koperasi untuk ikut terlibat dalam penguatan ekonomi kerakyatan.
Baca Juga:KUR Perumahan Diklaim Serap Jutaan Tenaga Kerja, Benarkah? Menkeu Sebut Himbara Kelimpungan Terima Rp200 Triliun, Rosan: Kapasitas Setiap Bank Berbeda!
Menurutnya, arahan Presiden sudah jelas, koperasi didorong untuk mengajukan proposal bisnis agar dapat mengakses dukungan dana. Namun, pada praktiknya, koperasi di tingkat lokal masih menghadapi keterbatasan modal dan bergantung pada iuran anggota.
“Untuk progres di KopdesMerah Putih Cibabat, target utama kami adalah rekrutmen anggota terlebih dahulu. Sebab, koperasi itu fondasinya adalah anggota. Dengan jumlah anggota yang kuat, barulah program bisnis bisa berjalan lebih optimal,” ujar Gani saat ditemui Jabar Ekspres, Kamis (18/9/2025).
Hingga kini, Kopdes Merah Putih Cibabat memiliki sekitar 50 anggota aktif dengan simpanan pokok Rp50 ribu satu kali dan simpanan wajib Rp25 ribu setiap bulan. Dana yang terkumpul digunakan untuk menopang operasional, sementara transparansi laporan keuangan dilakukan secara rutin melalui grup komunikasi anggota dan rapat bulanan.
Meski demikian, Gani mengakui koperasi yang ia pimpin belum menerima dukungan langsung berupa bantuan dana dari pemerintah pusat maupun daerah. Fasilitas yang tersedia baru berupa pinjaman tempat sekretariat dari pihak kelurahan.
“Untuk dana operasional kami masih sangat terbatas, sehingga belum bisa bergerak luas. Tapi alhamdulillah kami sudah difasilitasi ruang untuk sekretariat, jadi kegiatan bisa tetap berjalan,” jelasnya.
Lebih jauh, Gani membandingkan peran koperasi dengan bank. Menurutnya, koperasi jelas berbeda karena modal yang dimiliki terbatas dan lebih mengandalkan kekuatan anggota. Meski begitu, koperasi berupaya memberikan layanan yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat kelas menengah ke bawah.
