Pemprov Jabar Tata Ulang Situ Ciburuy, Pedagang Cemas Kehilangan Penghasilan

Pemprov Jabar Tata Ulang Situ Ciburuy, Pedagang Cemas Kehilangan Penghasilan
Kawasan wisata Situ Ciburuy di Padalarang, Bandung Barat. Dok Jabar Ekspres/Suwitno
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Puluhan rumah dan kios yang berdiri di kawasan Situ Ciburuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), dipastikan bakal dibongkar.

Langkah ini bagian dari program revitalisasi yang digagas Dinas Sumber Daya Air (DSDA) Jawa Barat dan UPTD PSDA Wilayah Sungai Citarum.

Namun, bagi warga, kabar ini bukan sekadar tentang penataan lingkungan, melainkan juga soal masa depan tempat tinggal dan mata pencaharian mereka. Banyak bangunan yang akan dibongkar digunakan sebagai rumah tinggal keluarga, sementara sisanya berupa kios, lapak pedagang, dan warung kecil yang sudah bertahun-tahun menopang ekonomi masyarakat sekitar.

Baca Juga:Diduga Tak Bisa Berenang, Bocah SD Tenggelam di Situ CiburuyMenyusutnya Danau Situ Ciburuy Bawa Keberkahan

“Kalau jumlah pastinya kami masih tunggu data resmi. Yang jelas ada rumah-rumah warga dan kios usaha yang berdiri di area situ. Sosialisasi sudah dilakukan, jadi masyarakat diharapkan siap,” kata Kepala Desa Ciburuy, Firmansyah saat dikonfirmasi, Rabu (17/9/2025).

Firmansyah menegaskan pemerintah desa dan pihak provinsi Jabar tengah berupaya agar warga terdampak tidak dirugikan. Menurutnya, relokasi pedagang sudah mulai dibicarakan agar mereka tetap memiliki tempat usaha setelah pembongkaran.

“Untuk pedagang, kami komunikasikan dengan dinas terkait agar dialokasikan ke lokasi khusus. Prinsipnya, masyarakat tetap bisa mencari nafkah. Solusi ini harus berpihak pada keluarga kurang mampu,” ujarnya.

Ia menambahkan, revitalisasi Situ Ciburuy membawa harapan baru. Penataan kawasan, pembangunan kembali Balai Pinton, dan pengerukan sedimentasi diyakini dapat mempercantik situ sekaligus mengundang lebih banyak wisatawan. Jika pariwisata meningkat, peluang ekonomi bagi warga juga akan terbuka lebih lebar.

“Situ Ciburuy ini aset wisata. Kalau kawasan lebih tertata, ke depannya pedagang dan warga sekitar juga bisa merasakan manfaatnya. Hanya saja, prosesnya harus adil dan tidak boleh ada yang terpinggirkan,” katanya.

Selain itu, Firman menekankan pentingnya menjaga kondusivitas selama proses pembongkaran. Komunikasi intensif terus dilakukan bersama DSDA, UPTD, dan Pemprov Jawa Barat agar program berjalan lancar tanpa menimbulkan konflik sosial.

“Kami ingin masyarakat paham bahwa ini untuk kepentingan bersama. Situ Ciburuy bukan hanya tempat tinggal, tapi juga kawasan konservasi yang harus dijaga. Jika ditata dengan baik, manfaatnya akan kembali ke warga sendiri,” tegasnya.

0 Komentar