Jangan Buru-Buru Beli! 8 Motor Honda yang Sebaiknya Tidak Dibeli, Jangan Ketipu Nama Besar

Jangan Buru-Buru Beli! 8 Motor Honda yang Sebaiknya Tidak Dibeli, Jangan Ketipu Nama Besar
Jangan Buru-Buru Beli! 8 Motor Honda yang Sebaiknya Tidak Dibeli, Jangan Ketipu Nama Besar
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Honda nama yang sudah melekat di benak publik Indonesia sebagai simbol motor irit, awet, dan bernilai jual kembali tinggi. Namun, kenyataannya tidak semua model Honda otomatis cocok untuk semua kebutuhan. Ada beberapa tipe yang secara praktis sering mendapat keluhan dari pengguna performa yang kurang sesuai, fitur yang terasa minim, atau value for money yang dirasa kurang sepadan.

Berikut artikel lengkap yang merangkum delapan motor Honda yang sebaiknya Anda pertimbangkan matang-matang sebelum memutuskan membeli, beserta alasan dan saran alternatif.

1. Honda Genio

Sekilas Genio terlihat trendi: desain simpel, compact, nuansa klasik-modern. Namun banyak pengguna menilai Genio pada dasarnya masih menggunakan mesin 110 cc yang sama dengan Beat dan Scoopy sehingga terasa seperti produk yang ‘dibungkus ulang’ dengan banderol lebih tinggi. Bodinya ringan, fitur standar, dan beberapa laporan konsumen mengeluhkan shockbreaker yang terasa keras serta jok boncenger (pillion) yang sempit kurang nyaman untuk dua orang. Selain itu, Genio memakai rangka eSAF yang belakangan jadi perhatian konsumen karena isu karat/keropos yang sempat viral penting untuk cek kondisi rangka dan garansi ketika membeli.

Baca Juga:TelkomMetra Dorong Sinergi AdMedika–CMS untuk Perkuat Ekosistem Digital KesehatanCimahi Sukses Kurangi Timbulan Sampah Harian Sebesar 30 Ton

Saran: Jika kebutuhan Anda cuma transportasi harian hemat bahan bakar, pertimbangkan Beat atau varian lain yang lebih murah. Bila butuh kenyamanan boncengan, pilih skutik dengan sasis dan jok lebih lapang atau mesin 125–150 cc.

2. Honda ADV150

ADV150 memang menarik mata: desain “adventure” yang beda dari skutik biasa. Namun banyak pengamat dan pengguna yang menyebutnya lebih mirip PCX 150 berbalut kostum trail bukan motor petualang sejati. Suspensi dan ground clearance-nya relatif terbatas untuk off-road serius, dan mesin 150 cc-nya terasa kurang bertenaga jika diajak menanjak dengan beban. Biaya servis dan spare part yang relatif mahal juga jadi pertimbangan. Ban standar pabrikan kurang ideal untuk medan kasar sehingga banyak pemilik mengganti ban bila berharap performa adventure.

Saran: Kalau Anda cari kemampuan adventure sungguhan, pilih segmen scrambler atau cross yang memang didesain untuk itu. Kalau cuma ingin tampilan gagah untuk kota, ADV150 masih oke asal ekspektasi disesuaikan.

0 Komentar