JABAR EKSPRES – Pemerintahan Desa Haurngombong di Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang terus gencarkan upaya penurunan angka stunting di wilayahnya.
Kepala Desa Haurngombong, Dadang mengatakan, berbagai upaya dalam penurunan angka stunting di wilayahnya telah dilakukan.
“Faktor-faktor pendukung untuk menekan dan mencegah stunting sudah dilakukan oleh desa, seperti pemberian makan bergizi, vitamin hingga pengecekan kesehatan rutin di posyandu,” katanya kepada Jabar Ekspres, Selasa (16/9).
Baca Juga:Menjalani Komplikasi dari Atas Kursi Roda, Nyimas Dewi Arimbi Tetap Wujudkan Mimpi Anaknya Bermain di DBLMenkop Minta Suntikan Dana ke Himbara Rp3 Miliar per Kopdes Merah Putih?
Dadang mengungkapkan, Pemdes Haurngombong tak hanya memberikan faktor pendukung dari gizi dan vitamin, tapi juga menggencarkan sosialisasi serta edukasi kepada masyarakat.
“Karena akan percuma jika hanya diberikan faktor pendukung dari ketersediaan air bersih, makanan bergizi dan vitamin,” ungkapnya.
“Jika kesadaran warga masih rendah, maka angka stunting itu sendiri akan sulit diturunkan,” lanjut Dadang.
Menurutnya, faktor pendukung yang diberikan tak akan menghasilkan efek maksimal, jika pola hidup warga masih tidak peduli terhadap kesehatan sendiri.
Oleh karenanya, ujar Dadang, yang menjadi fokus utama Pemdes Haurngombong dalam upaya menurunkan angka stunting, yakni dengan mengedukasi warga agar dapat merubah pola hidup mereka.
“Sedikit-sedikit makan seblak yang pedas, ada uang dibelikan makanan yang kurang baik untuk kandungan, padahal bisa makan olahan sayur tapi enggak dilakukan, malah ikutin kemauan mulut,” ujarnya.
Maka dari itu, Dadang menyampaikan, pihaknya selain memaksimalkan faktor pendukung seperti pemberian asupan bergizi dan vitamin, juga gencar memberikan edukasi kepada warga.
Baca Juga:SPBU Swasta Krisis Pasokan, BBM Impor AS Masih Abu-Abu?Pelari dari Berbagai Penjuru Bersatu dalam BDG100 Ultra, EIGER Hadirkan Uji Coba Trail-Running
“Kita ikhtiar, alhamdulillah dari data tahun 2023 itu ada 36 anak stunting. Menurun angkanya di tahun 2025 ini tercatat ada 29 anak,” tukasnya.
Sementara itu, Ketua KPM Desa Haurngombong, Amelia Maelawati menuturkan, pihaknya tak hanya jemput bola mendatangi warga yang tengah mengandung untuk diedukasi.
Akan tetapi, para remaja pun menjadi target sasaran dalam sosialisasi dan edukasi mengenai pencegahan stunting hingga pola hidup sehat.
“Perencanaan calon pengantin, edukasi ditekankan, tapi pola hidup masyarakat yang tidak baik masih menjadi penentu faktor terjadinya stunting,” tuturnya.
“Kita selalu edukasi di posyandu anak dan posyandu remaja. Jadi kita ada posyandu remaja untuk perencanaan calon pengantin, rencana memiliki anak sampai selama mengandung dan pendampingan hingga anak usia 5 tahun,” pungkas Amelia. (Bas)
