BANDUNG – Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung (ITB) berpartisipasi dalam Aquaculture Innovation Forum & Expo (AIFE) 2025 di Aula Barat ITB. Acara yang diinisiasi oleh USSEC Indonesia, ITB, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dan Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) ini mengusung semangat triple helix sinergi pemerintah, swasta, dan akademisi, untuk memajukan akuakultur Indonesia yang terintegrasi dan berkelanjutan.
Dr. Magdalena Lenny Situmorang, dosen SITH ITB, memaparkan topik “Functional Feeds for Shrimp: Microbial and Metabolomic Approaches”. Ia menjelaskan bahwa pakan fungsional berbasis sinbiotik (kombinasi probiotik dan prebiotik) mampu mengoptimalkan mikrobioma usus udang dan kualitas air, sekaligus meningkatkan metabolisme untuk mendukung efisiensi budidaya.
“Uji coba pakan sinbiotik pada sistem tertutup seperti Biofloc Technology (BFT), Recirculating Aquaculture System (RAS), dan hibrid RAS-ZWD menunjukkan peningkatan kelangsungan hidup udang, penurunan populasi Vibrio di air, serta modulasi metabolit yang mendukung efisiensi pakan dan pertumbuhan. Uji lapang di tambak Bali Utara mencatat kenaikan produktivitas 35% (4 kg/m³) dan penurunan signifikan Vibrio, menegaskan potensi pakan sinbiotik untuk industri udang,” ujar Dr. Magdalena.
Baca Juga:DPRD Kota Bandung Jelaskan Skema Tunjangan Anggota DewanSosialisasi Aplikasi JMO, Mudahkan Peserta BPJAMSOSTEK
Fokus Forum: Inovasi dan Keberlanjutan
AIFE 2025 menyoroti tiga isu utama. Pertama, Inovasi Pakan: Pemanfaatan teknologi mesin terkini untuk pengembangan pakan berkualitas tinggi. Kedua, Kesehatan Ikan dan Udang: Pendekatan berbasis teknologi imunitas dan bahan baku fungsional untuk meningkatkan ketahanan hewan budidaya. Ketiga, Budidaya Berkelanjutan: Strategi pengelolaan perairan umum untuk meminimalkan dampak lingkungan.
Tema forum, “Innovations Beyond Efficiency, Profitability, and Geopolitical Tension”, menekankan pentingnya inovasi yang tidak hanya meningkatkan produktivitas dan profit, tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan dan ketahanan pangan global.
Dr. Magdalena menegaskan perlunya riset lanjutan, termasuk uji multi-lokasi, studi dosis-respon lintas fase pertumbuhan, pengembangan SOP pencampuran pakan di lapangan dengan standar QA/QC, serta analisis stabilitas formulasi. Ia juga mengusulkan integrasi sensor kualitas air dengan analytics dan AI untuk pengambilan keputusan real-time, analisis biaya-manfaat, life-cycle assessment, dan penguatan regulasi keamanan produk mikroba pakan.
