Demo Nepal Memanas, Menteri Keuangan Ditelanjangi Massa hingga Nyebur Sungai

Demo Nepal Memanas, Menteri Keuangan Ditelanjangi Massa hingga Nyebur Sungai
Demo Nepal Memanas, Menteri Keuangan Ditelanjangi Massa hingga Nyebur Sungai
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Gelombang demo Nepal yang dipimpin generasi muda kembali pecah dan berubah menjadi kerusuhan besar.

Aksi protes yang awalnya menuntut pencabutan larangan media sosial dan pemberantasan korupsi, kini meluas menjadi amukan massa yang menyasar langsung para pejabat tinggi pemerintahan.

Pada Rabu, 10 September 2025, massa beringas membakar rumah Perdana Menteri KP Sharma Oli serta kediaman sejumlah pejabat elite lain.

Baca Juga:Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Indramayu Ditangkap Saat Hendak Kabur Lewat LautRekrutmen BPJS Ketenagakerjaan 2025 Resmi Dibuka, Simak Daftar Posisi dan Link Daftarnya

Namun yang paling menyita perhatian adalah insiden terhadap Menteri Keuangan Nepal, Bishnu Prasad Paudel.

Dalam sebuah video yang beredar luas, Bishnu tampak dikejar puluhan orang di jalanan Kathmandu.

Seorang demonstran melompat dari arah berlawanan dan menendangnya hingga jatuh menabrak tembok merah.

Meski sempat bangkit dan berlari, Bishnu akhirnya tertangkap. Ia dipukuli, dilucuti pakaiannya, bahkan diarak massa sebelum tercebur ke sungai.

Tak hanya itu, Menteri Luar Negeri Nepal, Arzu Rana Deuba, juga menjadi sasaran amarah rakyat.

Video menunjukkan perempuan berusia 63 tahun tersebut diseret keluar dari rumahnya, ditendang, hingga wajahnya dipukul massa yang marah.

Dalam rekaman lain, ia terlihat menyeka darah dari wajahnya sementara para demonstran merekam dengan ponsel.

Baca Juga:Kapan Pencairan KJP Plus September 2025? Simak Jadwal, Besaran Dana, dan Cara Cek PenerimaiPhone 17 Pro dan Pro Max Resmi Rilis, Ini Spesifikasi dan Harganya

21 Orang Tewas, Ratusan Luka-Luka

Kepolisian Kathmandu melaporkan sedikitnya 21 orang tewas dan lebih dari 300 orang luka-luka akibat bentrokan.

Jam malam yang diberlakukan pemerintah tidak diindahkan, ribuan demonstran tetap menduduki jalan-jalan utama dan terlibat baku hantam dengan aparat.

Kerusuhan ini disebut sebagai yang terburuk dalam beberapa dekade, bahkan lebih besar dibandingkan gelombang protes tahun 2006 yang memaksa Raja Nepal kala itu turun tahta.

Demo besar-besaran ini dipicu oleh kebijakan pemerintah yang sempat memblokir 26 platform media sosial termasuk Facebook, YouTube, dan X.

Aksi tersebut dianggap sebagai upaya membungkam suara rakyat.

Namun, pemblokiran justru memantik perlawanan yang lebih besar. Generasi muda Nepal, terutama lewat TikTok, menyoroti gaya hidup mewah anak-anak politisi yang jauh dari kondisi rakyat.

Tagar-tagar seperti #NepoKid, #NepoBabies, dan #PoliticiansNepoBabyNepal membanjiri dunia maya, menyindir keras kesenjangan sosial di negara Himalaya berpenduduk 30 juta jiwa itu.

Di jalanan, para pengunjuk rasa membawa poster dengan slogan, “Tutup korupsi, bukan media sosial”, “Pemuda lawan korupsi”, “Cabut larangan medsos”.

0 Komentar